Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan depan diprediksi masih akan melemah, seiring kuatnya tekanan sentimen negatif dari eksternal.
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 14.830 sampai Rp 14.890 per dolar AS," kata Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Sabtu (25/6/2022).
Pada perdagangan kemarin, rupiah melemah tipis 7 poin walaupun sempat merosot 20 poin ke posisi Rp 14.847 dari penurupan hari sebelumnya Rp 14.840 per dolar AS.
Ibrahim menjelaskan, petinggi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga acuannya kembali 75 basis poin pada Juli 2022, untuk menjinakan inflasi di negeri Paman Sam tersebut.
"Kemudian diikuti oleh beberapa kenaikan setengah poin lagi, guna untuk menjinakkan inflasi, bahkan di tengah risiko terhadap pertumbuhan," paparnya.
Baca juga: Rupiah Tertekan Dolar AS, Emiten Ini Dapat Keuntungan
Analis Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menambahkan, penguatan dolar AS bukan hanya melemah rupiah saja, tetapi mata uang negara lain juga mengalami pelemahan bahkan lebih dalam.
Baca juga: Sentimen The Fed Masih Jadi Penekan Laju Rupiah Melemah
"Hali ini masih terkait dengan rencana The Fed yang semakin agresif. Selain itu sentimen negatif juga muncul dari tren harga CPO yang cenderung menurun dalam beberapa waktu terakhir," kata Rully.