Dalam pembicaraan dengan Macron, Johnson 'menekankan setiap upaya untuk menyelesaikan konflik sekarang hanya akan menyebabkan ketidakstabilan yang bertahan lama dan memberi Putin izin untuk memanipulasi negara-negara berdaulat dan pasar internasional selamanya'.
"Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan dan meningkatkan kerja sama yang erat antara Inggris dan Prancis di bidang-bidang termasuk pertahanan dan keamanan," tambah juru bicara itu kepada Telegraph.
PM mengatakan kemarin: 'Konsekuensi dari apa yang terjadi bagi dunia sulit, tetapi harga mundur, harga memungkinkan Putin untuk berhasil, untuk meretas sebagian besar Ukraina, untuk melanjutkan program penaklukannya, harga itu akan jauh, jauh lebih tinggi dan semua orang di sini mengerti itu.'
Dalam diskusi di belakang layar, dia dilaporkan mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa mereka harus mendukung strategi gelombang gaya Irak untuk membantu Ukraina melakukan pukulan telak untuk memenangkan perang.
Komentar itu muncul setelah juru bicara Johnson mengatakan dia 'sangat percaya bahwa adalah kepentingan semua orang untuk melawan invasi Rusia untuk mendukung Ukraina, karena gagal melakukannya akan berdampak signifikan'.
Juru bicara itu menambahkan: "Ini akan memberanikan negara-negara otoriter lainnya, dan itu akan membahayakan perdamaian dan kemakmuran Inggris."
Pesan itu diulangi oleh Presiden AS Joe Biden, yang mengatakan: 'Kita harus tetap bersama, karena Putin telah mengandalkan sejak awal bahwa entah bagaimana NATO dan G7 akan terpecah. Tapi kami belum melakukannya dan kami tidak akan melakukannya.'
Sanksi Baru
Para pemimpin dari kelompok negara G7 mengumumkan sanksi barunya terhadap Putin dengan membatasi harga minyak yang dipasok dari Rusia.
Baca juga: Amerika Serikat Ajak Negara G7 Tambah Sanksi ke Putin dengan Larang Impor Emas Rusia
Rencana ini diungkapkan setelah minyak mentah di pasar global terus mengalami lonjakan, hingga membuat harganya melompat ke level tertinggi.
Hal inilah yang dikhawatirkan dapat membuat Rusia memperoleh lebih banyak pendapatan dari ekspor, meskipun permintaan impor minyak Rusia saat ini tengah mengalami penurunan.
Kekhawatiran ini semakin diperparah lantaran Rusia merupakan salah satu eksportir minyak mentah terbesar di pasar global.
Tiap tahunnya Rusia menyumbang lebih dari seperempat impor minyak, menurut data Badan Energi Internasional (IEA), negara beruang merah itu biasanya mengekspor sekitar 2,85 juta barel per hari baik melalui jalur laut maupun pipa.
“Diskusi aktif dan konstruktif terus berlanjut di antara G7 tentang bagaimana pengenalan batas harga semacam itu dapat berhasil,” ujar seorang pejabat pemerintah Jerman, saat ditemui di pertemuan KTT G7, Sabtu (25/6/2022).