News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Pinky Movement Pertamina Jangkau Lebih Luas Pelaku Usaha Wanita

Penulis: Sanusi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Program Pinky Movement Pertamina

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berkomitmen mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) wanita untuk mengembangkan usahanya.

Salah satunya dengan penyaluran pinjaman dana murah lewat Program Pinky Movement yang dalam tiga tahun terakhir prosentase pengusaha wanita yang menerima pinjaman itu terus meningkat.

Pada 2020, dari total penerima pinjaman dana Program Pinky Movement sebanyak 589 pengusaha, sekitar 224 pengusaha atau 38,03 persen merupakan pelaku usaha wanita.

Baca juga: Program Pinky Movement Dinilai Bisa Jamin Ketersediaan Pasokan LPG Bagi UMKM

Jumlah penerima dana kemitraan dari kelompok perempuan meningkat menjadi 45,22 persen atau sekitar 249 orang dari 544 orang pengusaha UKM yang mendapatkan dana kemitraan Program Pinky Movement pada 2021. Sementara pada tahun ini, hingga Mei 2022, baru terdapat 67 pengusaha wanita atau 34,01 persen yang menerima kucuran dana kemitraan Pinky Movement.

Salah satu strategi yang digunakan SMEPP Pertamina untuk menggaet pengusaha UMKM wanita adalah dengan menggandeng Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

“Saya mendapatkan informasi tentang Program Kemitraan Pertamina dari  Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IWAPI.  Saya mendapatkan pendanaan dari Kemitraan Pertamina sejak 25 Februari 2022,” tutur Zuraida, pemilik usaha Magnus Adira Internasional, di Tangerang Selatan, Selasa (28/6).

Pertamina sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia memiliki peran penting untuk turut aktif memberikan bimbingan dan asistensi kepada pengusaha kecil, koperasi dan masyarakat sebagaimana tertuang dalam UU BUMN No. 19 Tahun 2003. Pertamina dan IWAPI terus berkolaborasi untuk memperluas Program Pinky Movement kepada 30 ribu lebih pengusaha wanita Indonesia yang menjadi anggota organisasi tersebut.

Program Pinky Movement antara lain menyasar anggota IWAPI di seluruh Indonesia yang memiliki unit outlet LPG di sektor perdagangan dan unit UMKM pengguna LPG di sektor kuliner, industri dan sebagainya.

Baca juga: Jika Tak Dikendalikan, Kuota BBM Subsidi Bakal Habis Sebelum Oktober 2022

Program ini mencakup pembiayaan murah dan pembinaan peningkatan kompetensi agar anggota IWAPI dapat menjadi UMKM naik kelas. Tentu saja dengan memenuhi beberapa kriteria diantaranya peningkatan kapasitas produksi, memperoleh sertifikat dan izin usaha, peningkatan omzet, dan pemasaran produk hingga ke luar daerah atau negara.

Kerja sama ini juga sebagai wujud implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) utamanya pada tujuan kedelapan yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan SDGs kelima yakni mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Kerja sama Pertamina-IWAPI juga merupakan bagian dari komitmen ESG Pertamina terutama aspek sosial melalui kegiatan pemberdayaan usaha mikro kecil.

Zuraida mendapatkan pinjaman dana kemitraan dari Pinky Movement sebesar Rp90 juta pada Februasi 2022. Dana tersebut, katanya, digunakan untuk pengembangan workshop, pembuatan tas-tas seminar, ladies bag, dan lain-lain. “Pembeli dan pemasarannya masih domestik. Pada saat pandemi sepi order,” ujarnya.

Dia mengatakan mendapatkan pembinaan dari Pertamina terkait dengan pengembangan usaha. Bentuknya berupa penawaran stand-stand pameran di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta dan Tangerang Selatan. “Saya juga sudah menyebarkan informasi adanya Program Kemitraan kepada wanita pengusaha lain yang tergabung dalam IWAPI,“ katanya.

Sementara itu, Fine Eni Kartika, pemilik usaha Butik Fashion Gerai Hijab, mendapatkan kucuran dana kemitraan dari Pinky Movement sebesar Rp70 juta pada Maret 2022. Dia mengaku mendapatkan informasi tentang dana kemitraan dari grup UMKM Depok. “Dana dari Pertamina saya gunakan untuk pengembangan usaha gerai hijab,“ katanya.

Wanita berpenampilan trendi ini mengungkapkan pada saat ini perkembangan bisnis fesyennya membaik jika dibandingkan pada saat krisis akibat pandemi COVID-19. Dia memasarkan produknya di toko offline di ITC Depok. “Pembelinya masih domestik. Omset masih belum terlalu normal tapi membaik,” tuturnya.

Baca juga: Tak Hanya Implementasikan Aplikasi MyPertamina, Ini Upaya Pertamina Agar BBM Subsidi Tepat Sasaran

Dia menuturkan masih membutuhkan dukungan dan pembinaan dari Pertamina agar produknya menembus pasar ekspor. Sayangnya, pada pameran Inacraft maupun pameran di Turki baru-baru ini dia tidak mendapatkan undangan untuk mempromosikan produk unggulannya. “Mohon support untuk pameran dalam negeri maupun luar negeri,“ harap Fine.

Agar program Pinky Movement lebih menjangkau UMKM, Fine menyatakan bersedia merekomendasikan  Program Kemitraan kepada wanita pengusaha lain. “Alhamdulilah saya juga pengurus dan anggota IWAPI Depok,“ katanya.

Pengamat pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial dari Universitas Padjadjaran Bandung, Risna Resnawaty, menilai program Pinky Movement adalah wujud capacity building bagi pelaku UMKM termasuk pengusaha perempuan dan juga wujud dari corporate share value (CSV).

“Jika ditanyakan bagaimana keterkaitan bisnis dengan pelaksanaan CSR di Pertamina ini sangat banyak program yang sudah terkait dengan bisnisnya. Selain Pinky Movement, ada pembinaan bengkel, pelatihan dan pembinaan bagi sopir tangki, dan sebagainya,” kata dia. 

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini