News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG

IHSG Terjun Bebas 2,28 Persen Hari Ini, Investor Diminta Lebih Cermat saat Beli Saham

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar 2,28 persen pada Senin (4/7/2022). Hal ini membuat investor diminta agar cermat dalam membeli saham. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 2,28 persen ke level 6.693, 17 pada Senin (4/7/2022).

Melemahnya IHSG tercatat terjadi dalam kurun waktu enam hari beruntun.

Dikutip dari Kontan, salah satu penyebab anjloknya IHSG di bursa saham lantaran laju inflasi yang semakin tinggi.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) pada Juni 2022 mencapai 4,35 persen.

Persentase tersebut menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017 yaitu pada level 4,37 persen.

Kondisi ini membuat investor agar lebih cermat saat akan membeli saham.

Hal ini diungkapkan oleh Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan.

Imbauan tersebut, kata Dennies, lantaran inflasi yang terjadi membuat pasar saham tertekan.

Baca juga: Bursa Saham Eropa Mengalami Kenaikan pada Awal Perdagangan Minggu Ini

Ia juga menambahkan adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga pada waktu dekat.

"Sehingga sangat wajar jika bursa saham masih melemah hingga hari ini, dan ada baiknya untuk wait and see jika ingin membeli saham," tuturnya.

Terpisah, analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menganalisa lonjakan inflasi akan membuat adanya potensi menekan laju pertumbuhan ekonomi.

Menurut Valdy, hal ini terjadi lantaran IHSG berhubungan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sehingga dikhawatirkan ketika adanya penurunan prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini, maka akan terjadi pula potensi yang memicu aksi jual.

ILUSTRASI (KOMPAS IMAGES)

Disamping adanya permintaan besar yang diikuti pulihnya aktifitas masyarakat. Valdy juga menilai pemicu inflasi disebabkan adanya perang antara Rusia-Ukraina.

Peperangan antara kedua negara pun menurutnya akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan eknomi atau yang lebih parah adanya resesi.

"Dari dalam negeri, perkembangan kebijakan fiskal dan moneter menjadi fokus utama saat ini."

"Kebijakan suku bunga di sisi fiskal, dan misalnya harga bahan bakar untuk kebijakan moneter," jelas Valdy.

Selain itu, Valdy juga menyarankan bagi pelaku pasar agar tidak terlalu agresif.

Baca juga: Sentimen Global Bikin IHSG Terperosok di Zona Merah

Ia meminta agar investor dapat memperhatikan saham-saham defensif yang tidak terlalu sensitif dengan interest rate semisal sektor consumer goods.

"Tapi kembali sebaiknya jangan terlalu agresif. Sebab di sisi lain, IHSG masih memiliki potensi pelemahan lanjutan, terutama jika break low 6.500," katanya.

Seluruh Indeks Sektoral Turun

Bersamaan dengan anjloknya nilai saham IHSG pada Senin, indeks sektoral juga mengalami penurunan dikutip dari Kontan.

Yaitu sektor teknologi yang turun sebesar 4 persen lalu sektor transportasi dan logistik terjun bebas ke 3,57 persen.

Sementara sektor barang konsumsi primer anjlok ke level 2,66 persen diikuti sektor keuangan yang mengalami penurunan sebesar 2,58 persen.

Kemudian sektor barang baku juga mengalami kemerosotan hingga 1,83 persen.

Baca juga: IHSG 4 Juli 2022 Melemah, Simak Rekomendasi Saham untuk Dipantau di Sesi Kedua

Selanjutnya sektor yang mengalami penurunan yaitu properti dan real estate yaitu pada level 1,78 persen.

Lalu adapula penurunan di sektor barang konsumsi non primer (1.66 persen), sektor kesehatan (1,47 persen ), sektor infrastruktur (1,2 persen ), sektor perindustrian (1,13 % ), dan terakhir sektor energi sebesar 0,46 persen.

Sementara total volume transaksi bursa mencapai 19,22 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 11,97 triliun.

Ketika IHSG anjlok, 460 saham mengalami penurunan harga sedangkan hanya 109 saham yang menguat dan 119 saham flat.

Ketika disimpulkan berdasarkan data RTI, IHSG telah melemah hingga 6,45 persen dalam sebulan terakhir sehingga menyebabkan return juga melemah menjadi hanya 0,88 persen sejak awal tahun.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kontan.co.id/Wahyu Tri Rahmawati/Ridwan Nanda Mulyana)

Artikel lain terkait Bursa Saham IHSG

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini