Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di pasar spot pada Rabu pagi ini, 6 Juli 2022.
Mengutip data Bloomberg (pada pukul 09.03), rupiah terpantau berada di level Rp15.000 per dollar AS.
Pada penutupan kemarin (6/7/2022), merujuk informasi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar rupiah di level Rp14.990 per dollar AS.
Sebelumnya, pengamat pasar keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah diprediksi akan terus mengalami pelemahan.
“Pada perdagangan sore ini (5/7/2022), mata uang rupiah kembali melemah 22 point walaupun sebelumnya sempat melemah 30 point dari penutupan sebelumnya,” ucap Ibrahim, Selasa (5/7/2022).
“Sedangkan untuk perdagangan besok (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990-Rp15.050,” sambungnya.
Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Masih Akan Kembali Melemah oleh Sentimen Resesi
Dia melihat perkembangan nilai tukar dolar AS dipengaruhi berbagai faktor eksternal.
Menurutnya, dolar menguat terhadap mata uang lainnya di Selasa, karena mendapatkan dukungan dari rebound kuat dalam imbal hasil Treasury 10-tahun AS didorong melewati 2,95 persen setelah dibuka kembali dari hari libur.
Baca juga: Rupiah Makin Terpuruk, Kini Bertengger di Rp 14.989/Dolar AS Pada Selasa Siang
Kemudian nilai tukar dolar dipengaruhi pengumuman Presiden AS Joe Biden terkait pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi.
Administrasi Biden juga dapat mengungkap penyelidikan subsidi industri, yang mungkin mengarah pada lebih banyak tugas di bidang strategis seperti teknologi.
Baca juga: Analis: Suku Bunga The Fed dan Ancaman Resesi Biang Kerok Rupiah Jatuh Hampir Rp 15.000/USD
"Faktor ketiga, di Asia Pasifik, aktivitas layanan China tumbuh pada tingkat tercepat pada bulan Juni dalam hampir setahun karena pembatasan Covid berkurang dan permintaan dihidupkan kembali. Indeks manajer pembelian (PMI) layanan Caixin China naik menjadi 54,5 di bulan Juni," pungkas Ibrahim.