TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mengejar target pencapaian modal inti menjadi sebesar Rp 7 triliun yang sumber dananya sebesar Rp 5 triliun diproyeksikan akan didapatkan dari hasil rights issue dan private placement.
Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan mengatakan, modal inti BNC saat ini baru mencapai Rp 2,32 triliun berdasarkan data per kuartal I 2022. Modal inti tersebut sudah naik 127,45 persen secara year on year (yoy) jika dibandingkan Maret 2021 yang hanya sebesar Rp 1,02 triliun.
Menurut Tjandra Gunawan, dengan tambahan modal inti Rp 5 triliun, maka total modal inti BNC akan bisa mencapai di atas Rp 7 triliun di tahun ini.
“Kami tambah Rp 5 triliun, ini sesuai dengan kebutuhan dan guna mendukung bisnis kami. KPI sudah kami canangkan Rp 5 triliun adalah angka yang pas. Dengan Rp 7 triliun kami berharap bisa membuat bisnis cepat lagi,” ujarnya di Jakarta pada Kamis (7/7/2022).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mensyaratkan modal inti minimum perbankan adalah Rp 3 triliun.
Angka Rp 7 triliun tersebut sudah melalui perhitungan kebutuhan internal BNC. Terutama, untuk investasi yang dalam hal ini teknologi dan sumber daya manusia.
Baca juga: Bursa Sedang Bergejolak, BNC Geser Right Issue ke Triwulan IV Tahun Ini
Dengan modal inti tersebut, maka Tjandra memproyeksi capital adequacy ratio (CAR) BNC bisa mencapai kisaran 70 persen sampai 80 % . Adapun CAR BNC saat ini CAR di posisi 21,8 % .
Di kuartal I 2022, BNC mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) 214,3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dari Rp 63 miliar menjadi Rp 198 miliar di Kuartal I 2022.
Pendapatan juga naik sebesar Rp 448 miliar atau terkerek 04,8 % dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 147 miliar.
Baca juga: Rugi Bersih Turun Signifikan, Kinerja BNC Membaik di Kuartal I 2022
BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung turun karena turunnya beban operasional perseroan sebesar Rp 163 miliar di bulan Januari, turun menjadi Rp 150 miliar di bulan Februari, dan Rp 100 miliar bulan Maret 2022, sehingga total kerugian di Kuartal I 2022 adalah sebesar Rp 413 miliar.
Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sekitar 121,4 % yoy dari Rp 4,2 triliun di kuartal I 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di kuartal I 2022 atau tumbuh 14,7 % dari Rp 8,1 triliun di luartal IV 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di kuartal I 2022.
Sementara total aset naik 119,3 % yoy dari Rp 5,7 triliun di kuartal I 2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada kuartal I 2022.
Laporan Reporter: Maizal Walfajri | Sumber: Kontan