TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi), Reynaldi Sarijowan menyoroti harga pangan yang sudah mengalami kenaikan sebelum Hari Raya Iduladha.
Dia menyebut, sejak kemarin malam sebelum hari raya Idul Adha hingga beberapa waktu ke depan permintaan masyarakat pada komoditas pangan akan meningkat dua kali lipat.
“Sejak awal sebelum memasuki Iduladha hingga hari ini, kami menyoroti harga bahan pokok sudah terdongkrak naik,” kata Reynaldi saat dikutip dari Kontan.co.Id, Minggu (10/7/2022).
Baca juga: Pemerintah Dinilai Belum Serius Hadapi Ancaman Krisis Pangan
Menurutnya, supply and demand terhadap komoditi pangan saat ini sedang tidak seimbang sehingga bisa makin mendongkrak kenaikan harga pangan yang lebih ekstrem.
Lebih lanjut Reynaldi melaporkan ada kenaikan harga pada banyak komoditi pangan strategis. Harga cabai rawit merah saat ini berada di level Rp 120.000 per kg, cabai rawit besar Rp 90.000–Rp 93.000 per kg dan cabai rawit merah keriting hampir menyentuh angka Rp 100.000 per kg.
“Kondisi seperti ini seharusnya wajar terjadi jika saat permintaan meningkat, tapi sayangnya hal ini sudah terjadi jauh sebelum mendekati hari raya, bahkan saat permintaan sedang normal,” ujar Reynaldi.
Selanjutnya, komoditi lain yang masih tinggi harganya yaitu, bawang merah Rp 70.000–Rp 71.000 per kg. Harga bawang putih juga naik yaitu Rp 37.000–Rp 38.000 per kg.
Harga ayam broiler hampir Rp 45.000 per kg. Harga telur masih fluktuatif di level Rp 28.000–Rp 29.000 per kg. Harga daging berkisar di angka Rp 145.000–Rp 147.000 per kg.
Melihat hal tersebut, Reynaldi meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan grand design pangan dengan harapan kenaikan harga pangan ini tidak akan terus berlarut hingga pasca Iduladha.
Baca juga: Harga Pangan Diprediksi Masih Akan Naik Mendekati Idul Adha
Dia juga berharap agar pemerintah dapat memperhatikan stok komoditi pangan yang ada di pasar. Pasalnya supply and demand yang tidak berimbang dapat menyebabkan kenaikan pangan.
“Tentu kami mendorong pemerintah untuk membedah satu per satu masalah yang ada di beberapa komoditas. Seperti minyak goreng kemarin ada persoalan di distribusi, sehingga ketahuan penanganannya. Begitu pula dengan komoditi pangan lain, kami harap ada penanganan serius dari pemerintah,” ujar Reyanaldy.
Sumber: Kontan