Laporan Reporter Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, apabila inflasi Amerika Serikat (AS) naik hingga mencapai 9 persen, berarti kenaikkan tingkat suku bunga yang sudah dilakukan Bank Sentral AS atau The Fed tidak memberikan dampak apa-apa.
Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 75 basis poin (bps) bps mungkin akan terlihat kembali di depan mata.
"Ketika The Fed kembali menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 bps, kecemasan dan kekhawatiran pelaku pasar dan investor terhadap potensi resesi, tentu akan meningkat lebih cepat. Ketika meningkat lebih cepat, tentu saja pasar (saham) berpotensi koreksi," ujar dia melalui risetnya, Senin (11/7/2022).
Baca juga: Senin Pagi, Rupiah Mulai Bergerak Menguat, Analis: Masih Dibayangi Kenaikan Suku Bunga The Fed
Menurut Nico, ini akan menjadi perhatian pelaku pasar dan investor saat ini, dan ntuk mengatasi inflasi tersebut, Presiden AS Joe Biden akhirnya pun turut turun tangan.
"Memang apa yang dilakukan oleh Biden? Biden akan membahas terkait dengan kemungkinan pengurangan tarif yang diberikan Amerika untuk barang barang dari China. Namun Biden belum jelas, akan melakukan dan memutuskan apa terkait hal tersebut, karena Biden sendiri belum mencapai kesepakatan," katanya.
Baca juga: The Fed Berencana Kerek Lagi Suku Bunga untuk Antisipasi Lonjakan Inflasi AS
Seperti diketahui, data inflasi Negeri Paman Sam yang akan keluar pada hari Rabu, 13 Juli 2022 nanti akan mencuri perhatian.
Pasalnya, lagi-lagi, inflasi diproyeksikan akan kembali naik dari sebelumnya 8,6 persen menjadi 8,8 persen, atau mungkin hampir mendekati 9 persen.
Hal ini tentu saja akan menjadi sebuah tanda bagi pelaku pasar dan investor khususnya The Fed yang akan bertemu pada bulan ini untuk menaikkan tingkat suku bunga.
"Pertanyaannya bukan hanya menaikkan tingkat suku bunga lho, tapi seberapa banyak The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga? Sebelumnya, The Fed sudah menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 bps, dan bulan ini tadinya diperkirakan kenaikkan tingkat suku bunga akan turun menjadi 50 bps," pungkas Nico