Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki pada Selasa (12/7/2022) sepakat bekerja sama untuk mengatasi volatilitas di pasar mata uang.
Kedua negara juga sepakat kerja sama mengatasi kenaikan harga pangan dan energi, yang diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Melansir dari Reuters, keduanya mengatakan perang telah meningkatkan volatilitas nilai tukar mata uang, yang dapat berdampak buruk bagi stabilitas ekonomi dan keuangan.
Baca juga: Volatilitas Rupiah Sedang Tinggi, Analis Soroti Transaksi Bilateral dengan Mata Uang Lokal
Yellen dan Suzuki sama-sama berjanji akan bekerja sama untuk mengatasi masalah di pasar mata uang ini, yang sejalan dengan komitmen mereka sebagai bagian dari Group of Seven (G7) dan Group of Twenty (G20).
"Kami akan terus berkonsultasi secara dekat di pasar valuta dan bekerja sama sebagaimana mestinya dalam masalah mata uang, sejalan dengan komitmen G7 dan G20 kami," kata kedua belah pihak dalam pernyataan bersama setelah pertemuan mereka.
Yellen dan Suzuki juga mengatakan mereka akan bersatu untuk menghadapi konflik yang terjadi di Ukraina, dan menambahkan akan meningkatkan beban biaya perang Rusia dengan menerapkan sanksi ekonomi dan keuangan.
Konflik di Ukraina telah menambah risiko resesi global dengan memicu lonjakan harga bahan bakar dan pangan, serta memperburuk gangguan rantai pasokan.
Yellen dan Suzuki juga mendesak China dan negara-negara non-Paris Club untuk bekerja sama dalam menangani utang negara-negara berpenghasilan rendah yang sedang menghadapi kesulitan pembayaran.
Paris Club adalah kelompok informal kreditur resmi yang berperan menemukan solusi untuk negara-negara yang kesulitan membayar utang. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1956 dan saat ini memiliki 22 anggota tetap, termasuk Amerika Serikat dan Jepang.
Dalam pernyataan bersamanya, Yellen dan Suzuki juga menyinggung mengenai batas harga minyak Rusia. Pembatasan harga minyak Rusia ini diharapkan dapat mencegah Moskow menerima banyak keuntungan dari penjualan minyaknya yang diduga digunakan untuk membiaya pasukan militernya.
"Kami menyambut baik upaya G7 untuk terus mengeksplorasi cara-cara untuk mengekang kenaikan harga energi, termasuk kelayakan batas harga jika perlu, sambil mempertimbangkan mekanisme mitigasi untuk memastikan bahwa negara-negara yang paling rentan dan terkena dampak mempertahankan akses ke pasar energi," kata keduanya dalam pernyataan itu.
Baca juga: Jumat Sore, Mata Uang Rupiah Menguat di Level Rp 14.979
Namun seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan, batas harga minyak Rusia dapat memicu harga minyak global melonjak hingga 40 persen.
Sementara itu, Dalam kunjungannya ke Jepang, Yellen bertemu dengan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda hari ini. Sebelumnya pada Senin (11/7/2022) malam, Yellen telah memberikan penghormatan kepada mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang meninggal setelah tertembak pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Yellen dan Suzuki akan mengunjungi Indonesia pada Rabu (13/7/2022) besok, untuk menghadiri pertemuan dengan Menteri Keuangan negara-negara G20 akhir pekan ini.