Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Delegasi militer Rusia dan Ukraina dilaporkan telah mengadakan pertemuan di Istanbul Turki, pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas kelanjutan ekspor gandum Kyiv yang saat ini tengah mengalami masalah pengiriman di pelabuhan Laut Hitam Odessa.
Tercatat sejak awal invasi tepatnya pada 24 Februari lalu setidaknya sudah ada 23 juta ton gandum dan biji-bijian asal Ukraina yang tidak bisa dikirimkan ke pasar global, karena adanya blokade pelabuhan yang dilakukan Rusia. Hal inilah yang membuat perdagangan di pasar global mengalami krisis akibat kekurangan stok pangan.
Kondisi tersebut bahkan telah membuat jutaan warga dunia terancam mengalami kekurangan asupan pangan bergizi. Alasan ini yang membuat PBB khawatir apabila embargo di pelabuhan Laut Hitam Odessa terus berlanjut, maka kondisi pangan global akan mengalami ancaman serius.
Baca juga: Lithuania Izinkan Perdagangan Barang Rusia yang Dikenai Sanksi ke Kaliningrad
"Banyak orang membicarakannya. Kami lebih suka mencoba dan melakukannya, kami memang bekerja keras tetapi masih ada jalan yang harus ditempuh," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).
Dengan didampingi para pejabat PBB, perwakilan delegasi Rusia menyampaikan maksud negaranya melakukan embargo di pelabuhan laut Hitam yaitu untuk mencegah aksi penyelundupan senjata, bukan untuk membatasi ekspor pangan Kyiv.
Akan tetapi karena sikap Ukraina yang secara terang – terangan mengancam keamanan militer Rusia dengan sengaja memasang ranjau di sekitar wilayah perairannya, telah membuat Moscow kecewa hingga pihaknya memperketat aktivitas kapal kargo Ukraina yang melintas di laut hitam, dikutip dari Channel News Asia.
Meski hubungan keduannya tengah memanas, namun baik Rusia maupun Ukraina akhirnya sepakat untuk saling menjamin kelancaran pengiriman pasokan pangan ke pasar global. Mengingat Rusia dan Ukraina sendiri merupakan pemasok utama gandum dan pupuk dunia.
Sebelum menyetujui kerjasama ini Rusia diketahui telah mengajukan beberapa syarat pada dewan PBB, dimana Rusia akan melakukan pengontrolan serta penggeledahan pada kapal kargo Ukraina yang melewati laut Hitam, ini dimaksudkan untuk mencegah adanya penyelundupan senjata.
Baca juga: Pejabat Rusia dan Ukraina akan Bertemu di Istanbul untuk Bahas Ekspor Gandum
"Kondisi kami yang dapat dimengerti termasuk kemungkinan untuk mengontrol dan menggeledah kapal untuk mencegah penyelundupan senjata, dan komitmen Kyiv untuk tidak melakukan provokasi," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Pyotr Ilyichev.
Meski Ukraina belum menyatakan pendapat apapun terkait syarat yang diajukan Rusia, namun menurut dewan PBB dengan berjalannya kerja sama ini diharap krisis pangan yang saat ini tengah menimpa jutaan warga dunia bisa teratasi dengan cepat.