News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Kini Berada di Level Rp 14.999

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (14/10/2021). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah pada Kamis (14/7/2022) sore.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah pada Kamis (14/7/2022) sore.

Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar rupiah di level Rp 14.999.

Pada kemarin Rabu (13/7/2022) nilai tukar Rupiah ditutup di level Rp 14.985.

Baca juga: Inflasi AS di Atas 9 Persen, Dorong Rupiah Kembali Tembus Rp 15.000 Per Dolar AS

Seperti diinformasikan sebelumnya, pada pagi hari tadi (14/7) berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat menembus di level Rp 15.011 per dolar AS.

Pengamat Pasar Keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah diprediksi masih bakal kembali melemah pada esok hari Jumat (15/7/2022).

Menurut analisanya, mata uang Garuda berpotensi melemah ke level Rp 15.060.

“Pada penutupan sore ini, mata uang rupiah kembali melemah, walaupun sebelumnya sempat melemah lebih dalam,” ucap Ibrahim, Rabu (14/7/2022).

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.010 hingga Rp 15.060,” sambungnya.

Dirinya melihat perkembangan nilai tukar dolar AS dipengaruhi berbagai faktor eksternal.

Menurutnya, dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada Kamis, karena data inflasi AS yang tinggi mendorong ekspektasi pengetatan moneter lebih lanjut dari Federal Reserve AS.

Baca juga: Kamis Pagi, Rupiah Melemah, Tembus ke Level Rp 15.000 Per Dolar AS

Langkah The Fed tersebut untuk menekan kekhawatiran akan timbulnya resesi.

Lanjut Ibrahim, pasar memperkirakan kenaikan suku bunga Fed satu persentase poin di akhir bulan ini.

“Tak hanya AS, Bank sentral global lainnya juga melakukan pengetatan moneter untuk menurunkan harga komoditas yang melonjak,” pungkas Ibrahim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini