Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Platform streaming Netflix mengumumkan penurunan saham hingga 70 persen dalam perdagangan di bursa AS.
Anjloknya saham Netflix di sepanjang tahun 2022 menjadi pukulan keras bagi perusahaan yang pernah menjadi unggulan di pasar Wall Street.
Imbas dari penurunan saham ini setidaknya kerugian yang ditanggung Netflix mencapai miliaran dolar AS.
Baca juga: Alasan WhatsApp, Google, Instagram, dan Netflix Wajib Daftar PSE
Mengutip dari CNN International Business, runtuhnya saham Netflix terjadi usai perusahaan streaming ini mengalami penurunan pelanggan secara terus-menerus sejak kuartal pertama 2022.
Tak hanya itu, amblesnya pergerakan saham Netflix juga dikarenakan adanya gejolak ekonomi seperti melonjaknya angka inflasi serta memanasnya konflik Rusia dan Ukraina. Inilah yang membuat para investor mulai berpaling meninggalkan raksasa streaming tersebut.
Penurunan ini diprediksi terus bertambah mencapai lebih dari dua juta pelanggan hingga musim semi mendatang.
Berbagai cara telah dilakukan Netflix untuk kembali menguasai pasar saham Wall Street, salah satunya dengan fokus menghadirkan berbagai konten hiburan yang menarik, serta memperbaharui sistem dan layanan dengan melakukan pembatasan kata sandi pada akun pengguna,.
Sayangnya cara tersebut belum cukup mampu mengembalikan kondisi pasar Netflix.
Baca juga: Perjalanan Resident Evil, Game Bertema Zombie yang Diangkat jadi Film hingga Serial Netflix
Menurut analis Andrew Hare, pasar layanan streaming Netflix saat ini tengah berada di fase jenuh. Situasi inilah yang membuat investor ragu akan pertumbuhan ekonomi Netflix di masa depan.
"Begitu Netflix menjadi sangat diremehkan oleh pasar, semua taruhan dibatalkan," kata Hare.
Kendati telah mengalami keruntuhan, namun layanan Netflix saat ini masih memimpin di antara layanan streaming lainnya, dengan memegang 221,6 juta pelanggan dari berbagai dunia.
Baca juga: 4 Hari Lagi, Kominfo Ancam Akan Blokir WhatsApp, Instagram, Hingga Netflix, Ternyata Ini Penyebabnya
Rencananya untuk menambah pendapatan di kuartal selanjutnya Netflix akan menjalin kolaborasi dengan perusahaan teknologi Microsoft, untuk mendukung layanan streaming yang disertai iklan.
Dengan cara ini Netflix berupa untuk mengembalikan pendapatan perusahaan di tengah ancaman inflasi.
“Ini adalah hari besar untuk Netflix dan Microsoft. Kami antusias untuk menawarkan nilai premium kepada ekosistem pemasar dan rekan kami, di samping membantu Netflix memberi pilihan lebih banyak kepada pelanggan mereka," tutup Microsoft melalui akun resminya.
Netflix Terancam Kehilangan Ratusan Ribu Pelanggan
Layanan streaming berlangganan, Netflix Inc mengungkapkan perang di Ukraina dan persaingan yang ketat antar platform streaming berlangganan, menjadi alasan platform ini kehilangan ratusan ribu pelanggannya.
Saham Netflix dilaporkan turun sebanyak 25 persen pada Selasa (19/4/2022), setelah platform ini melaporkan kehilangan ratusan ribu pelanggannya.
Dilansir dari Reuters.com, Netflix telah kehilangan sebanyak 200.000 pelanggan pada kuartal pertama tahun ini, padahal layanan streaming ini memperkirakan akan mendapat penambahan sebanyak 2,5 juta pelanggan.
Penangguhan layanan di Rusia, juga menyebabkan hilangnya 700.000 pelanggan platform ini.
Pertumbuhan pelanggan yang lambat, mendorong Netflix untuk menawarkan opsi tarif layanan yang lebih murah dengan iklan, mengutip keberhasilan platform sainggannya, HBO Max dan Disney+.
CEO Netflix Reed Hastings mengatakan, walaupun ia menentang kerumitan periklanan di platformnya, namun ia juga menargetkan untuk mendapat pelanggan yang lebih banyak.
“Mereka yang mengikuti Netflix tahu bahwa saya menentang kerumitan periklanan, dan penggemar berat kesederhanaan berlangganan. Tapi, sebanyak saya penggemar itu, saya penggemar pilihan konsumen yang lebih besar,” kata Reed Hastings.
Netflix memperkirakan akan kehilangan 2 juta pelanggan pada musim semi ini, walaupun platform ini akan menghadirkan series yang telah lama ditunggu-tunggu penggemarnya, seperti Stranger Things dan Ozark, serta debut film The Grey Man yang dibintangi Chris Evans dan Ryan Gosling.
Selain Netflix, saham layanan streaming lainnya juga dilaporkan turun, seperti Roku (ROKU.O) turun lebih dari 6 persen, Walt Disney (DIS.N) turun sebanyak 5 persen, dan Warner Bros Discovery (WBD.O) turun 3,5 persen.
Layanan streaming berlangganan diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan, di tengah persaingan ketat dari mulai Amazon.com, platform streaming perusahaan hiburan Walt Disney dan Warner Bros Discovery yang baru dibentuk. dan platform pendatang baru keluaran Apple. Inc .
Berdasarkan survei digital trends terbaru dari Deloitte yang dirilis pada akhir Maret lalu mengungkapkan, Generasi Z yaitu konsumen dengan rentang usia antara 14 hingga 25 tahun, lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game daripada menonton film atau serial televisi di rumah.
Mayoritas konsumen Gen Z dan Milenial yang disurvei mengatakan, mereka menghabiskan lebih banyak waktu menonton video buatan pengguna seperti yang ada di TikTok dan YouTube, daripada menonton film atau acara di layanan streaming.