Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Krakatau Tirta Industri (KTI) anak usaha BUMN PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bertekad tidak hanya menjadi penyedia air baku untuk kawasan industri di Cilegon, Banten.
Hal itu dikatakan Direktur Pengembangan Usaha PT Krakatau Tirta Industri Iip Arief Budiman dalam Podcast Sofa Panas, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, PT KTI atas instruksi pemegang saham diminta untuk mengelola air bersih di luar Cilegon.
"Beberapa waktu lalu, PT KTI sudah ikut tender proyek sistem pengelolaan air minum di Batam, namun tender pengelolaan air untuk seluruh area di Batam termasuk kawasan industri gagal dimenangkan PT KTI," kata Arief.
Baca juga: Dinilai Mampu Perbaiki Kinerja, Krakatau Steel Dapat Apresiasi Masyarakat Cilegon
Diakuinya kekalahan tender di Batam hal yang wajar karena kalah dari empat perusahaan besar yang skalanya sudah nasional.
"Kami tidak menyerah dan ikut tender lagi untuk pengelolaan air di PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang dulu namanya PT Newmont Sumbawa, dan alhamdulilah kita menang,” jelas Iip.
Nantinya, kata Iip, PT KTI akan mengolah air laut untuk dijadikan air bersih dan digunakan untuk kebutuhan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Untuk merealisasikan hal tersebut, PT KTI akan menggunakan teknologi sea water reverse yang bisa mengolah air laut menjadi air bersih atau desalinasi.
“Tahap pertama desalinasi itu kan garam dari air laut kita buang lalu setelah itu mineralnya yang kita buang sehingga bisa menjadi air bersih. Proses pemurnian air itu memerlukan waktu sekitar 16 bulan,” ungkap Iip.
PT KTI juga berkolaborasi dengan PDAM di daerah untuk pengelolaan sistem air bersih.
Contohnya ketika memenangkan tender di Gresik di mana PT KTI berkolaborasi dengan PDAM Gresik dengan kapasitas 1.000 liter per detik.
Setelah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Gresik Jawa Timur, PT KTI juga tengah menjajaki potensi kerja sama dengan kawasan industri Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Krakatau Posco, Ini Kata Menteri BUMN
Kawasan Industri Ekonomi Khusus di Medan luasnya hampir 1.000 hektare dan tentunya memerlukan air bersih dalam jumlah yang besar.
Diketahui, PT KTI di Cilegon mengelola air dari dua sumber yaitu Sungai Cipasauran dan Danau Krenceng dengan kapasitas 2.600 liter per detik.
Kehadiran PT Krakatau Tirta Industri pada awalnya untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk PT Krakatau Steel.
“60-70 persen dari kapasitas tersebut sudah terutilisasi untuk kebutuhan industri dan juga residensial. Jadi bukan hanya untuk kebutuhan Krakatau Steel saja tetapi juga untuk tenant seperti Chandra Asri dan juga Lotte serta perumahan,” ungkapnya.
Iip menjelaskan, industri baja memerlukan tiga penopang utama yaitu air baku, pelabuhan dan listrik mandiri.
"Keterlibatan PT KTI dalam pengelolaan air bersih di sejumlah daerah hingga ke seluruh wilayah Nusantara bisa meningkatkan imej perusahaan serta memberikan kontribusi untuk kepentingan BUMN," harapnya.