News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dihajar Crypto Winter, Para Bandar Kripto Ini Gulung Tikar Susul Kebangrutan Voyager

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena crypto winter atau jatuhnya harga mata uang kripto secara drastis dan berkepanjangan telah memicu terjadinya krisis likuiditas.

Cara ini dimaksudkan untuk menstabilkan bisnis dan melindungi pelanggannya dari ancaman crypto winter.

2. Three Arrows Capital (3AC)

Perusahaan peminjam kripto asal Singapura Three Arrows Capital dinyatakan bangkrut setelah pasar kripto anjlok hingga mencapai 1 triliun dolar AS.

Kondisi inilah yang membuat 3AC mengalami default setelah gagal membayarkan pinjaman sebesar 3,5 miliar dolar AS pada perusahan kripto Blockchain.com, Voyager Digital, serta Genesis.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengidentifikasi dan Menghindari Skema Pump-and-Dump Pada Investasi Kripto?

Selain imbas dari crypto winter, runtuhnya likuiditas 3AC terjadi karena dipicu runtuhan nilai Terra.

Hal inilah yang membuat 3AC kehilangan aset mereka sekitar 400 juta dolar AS sampai akhirnya perusahaan benar-benar tidak mampu bertahan dan memilih untuk gulung tikar pada awal Juli lalu.

3. Compass Mining

Compass Mining merupakan perusahaan hosting kripto yang berbasis di Maine, AS yang kerap menyediakan fasilitas penambangan bernama ASIC, umumnya para penambang kripto akan menggunakan perangkat keras dari Compass untuk menghasilkan bitcoin.

Namun karena pasar kripto mengalami keruntuhan membuat Compass mengalami penurunan jumlah investor.

Baca juga: Analis: Rupiah Digital Bisa untuk Mitigasi Risiko Aset Kripto Terhadap Ketahanan Ekonomi

Tak hanya itu, para investornya juga telat membayarkan tagihan utilitas dan biaya hosting, alasan inilah yang membuat perusahaan gagal membayarkan tagihan listrik sebesar 1,2 juta dolar AS dan dinyatakan bangkrut pada bulan lalu.

4. Vault

Perusahaan perdagangan dan pinjaman kripto yang berbasis di Singapura, Vaut diketahui telah menghentikan aktivitas penarikan aset kripto pada platformnya pada awal Juli lalu.

Langkah ini diambil menyusul langkah Celsius yang telah lebih dulu melakukan hal serupa dengan menutup semua aktivitas perusahaan.

Aksi ini dilakukan Vault untuk mencegah bertambahnya angka kerugian pada perusahaan, tercatat selama masa kritis berlangsung perusahaan pinjaman kripto asal Singapura itu telah berhutang sebanyak 75 juta dolar AS pada miliarder kripto Sam Bankman-Fried Alameda.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini