Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Pembukaan jalur ekspor gas yang dilakukan Rusia kepada Eropa melalui pipa Nord Stream 1, telah mendorong naik nilai Euro hingga mata uang ini melanjutkan rebound menuju level tertinggi mengalahkan posisi dolar AS.
Di mana dalam perdagangan Kamis sore (21/7/2022), Euro terpantau naik 0,42 persen menjadi 1,02215 dolar AS. Kenaikan ini tak hanya memulihkan penurunan nilai euro pada beberapa pekan lalu, namun juga telah menempatkan mata uang ini melesat ke zona aman selama tiga sesi berturut – turut.
Sebelum euro menempatkan diri ke zona aman, mata uang ini pada awal Juli lalu ambles hingga nilainya berada di bawah paritas dolar AS.
Baca juga: Euro Langsung Menguat Terhadap Dolar Setelah ECB Umumkan Rencana Kerek Suku Bunga
Namun setelah bank sentral Eropa memberikan sinyal adanya kenaikan suku bunga dengan nilai yang relatif kecil membuat para investor mulai kembali mematik penguatan euro di awal pekan ini.
Tak hanya itu saja, adanya pembukaan jalur ekspor gas yang dilakukan Rusia kepada Uni Eropa melalui pipa Nord Stream 1 juga telah mengurangi rasa khawatir investor akan adanya krisis energi di Eropa.
Hal inilah yang membuat investor mulai bersemangat memacu saham – saham Eropa hingga nilai euro bisa kembali melanjutkan rebound.
"Pasar Eropa akan ditarik dan didorong oleh suasana hati Putin," kata Michael Hewson, kepala strategi pasar di CMC Markets.
Kenaikan euro justru berbanding terbalik dengan nilai dolar yang terpantau melemah dalam perdagangan Kamis (21/7/2022) dimana dolar berada di kisaran 138,19. Nilai ini ambles dari harga di pekan lalu dimana saat itu dolar dipatok 139,38.
Penurunan juga terjadi pada dolar Australia yang jatuh sebanyak 0,27 persen hingga nilainya berada di level 0,6908 terhadap dolar AS.
Sementara itu mata uang Sterling Inggris saat ini masih terpantau stabil dengan naik tipis sebanyak 0,15 persen dari sebelumnya 1,1998 terhadap dolar AS menjadi 1,20 terhadap dolar AS.