News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bank Sentral Jepang Tolak Naikkan Suku Bunga Acuan Meski Inflasi Meningkat 2 Persen

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan nama bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) di Tokyo. Bank Sentral Jepang (BoJ) bersikukuh untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di negaranya, meski proyeksi inflasi di Jepang untuk tahun 2022 telah naik sebesar 2 persen

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Bank Sentral Jepang (BoJ) bersikukuh untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di negaranya, meski proyeksi inflasi di Jepang untuk tahun 2022 telah naik sebesar 2 persen pada Kamis (21/7/2022).

“Kami tidak berniat sama sekali menaikkan suku bunga sementara ekonomi Jepang masih membutuhkan bantuan dan kenaikan harga tidak didukung oleh kenaikan upah yang kuat. BOJ tidak menargetkan tingkat valuta asing karena kebijakan marjinal akan gagal menghentikan pelemahan yen,” jelas Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda.

Mengutip dari Bloomberg, lonjakan inflasi di Jepang pada bulan Juni terjadi imbas dari adanya kenaikan biaya bahan bakar hingga mencapai 16,5 persen selama beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Inflasi Sri Lanka Diprediksi Capai 70 Persen dalam Dua Bulan ke Depan

Kondisi tersebut makin diperparah dengan meningkatnya harga makanan olahan sebanyak  tiga perempat poin persentase serta penurunan nilai Yen ke level terendah. Alasan inilah yang mendorong angka inflasi Jepang melesat 2 persen selama bulan Juni kemarin.

"Apa yang terjadi di Jepang masih merupakan inflasi dorongan biaya, bukan inflasi berkelanjutan yang dicari BOJ didukung oleh kenaikan upah," kata Taro Saito, kepala penelitian ekonomi di NLI Research Institute.

Meski saat ini angka inflasi di Jepang telah loncat ke level tertingginya, namun hingga kini BoJ masih mempertahankan keputusannya untuk menekan suku bunga ke level terendah dengan minus 0,1 persen untuk suku bunga jangka pendek dan nol persen untuk imbal hasil obligasi 10 tahun.

Keputusan ini diambil BoJ agar pihaknya dapat mengurangi pembengkakan neraca besar yang dapat menyebabkan ketegangan di pasar berjangka Jepang. Terlebih saat ini jutaan warga Jepang tengah tertekan oleh lonjakan harga listrik dan pangan.

Langkah yang diambil BoJ juga sejalan dengan tindakan pemerintah pusat yang sedang berupaya membatasi kenaikan harga serta memberikan subsidi bensin untuk membantu konsumen dan para pelaku bisnis di Jepang.

Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Mayoritas Turun Menyusul Rilisnya Data Inflasi Jepang

Walaupun keputusan BoJ untuk mempertahankan suku bunga mendapat banyak pertentangan dari bank sentral lainnya, namun BoJ optimis bahwa caranya ini dapat menstabilkan harga-harga di pasar Jepang dengan begini angka inflasi bisa terkerek turun ke zona aman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini