Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Konflik antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut dan memasuki babak baru. Keduanya saling mengklaim mengenai sistem roket HIMARS.
Dilansir dari Aljazeera, Selasa (26/7/2022) Ukraina telah menggunakan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) yang dipasok AS untuk menghancurkan 50 gudang amunisi Rusia.
Sebelumnya, Moskow mengatakan telah menghancurkan beberapa roket HIMARS yang dipasok oleh Barat ke Ukraina, dalam klaim yang dibantah oleh Kyiv.
Senin (25/7/2022) kemarin, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov menggarisbawahi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan roket HIMARS, ketika Ukraina mencoba untuk melawan invasi Rusia.
“Ini memotong rantai logistik mereka (Rusia) dan menghilangkan kemampuan mereka untuk melakukan pertempuran aktif dan melindungi angkatan bersenjata kami dengan penembakan berat,” kata Reznikov.
Reznikov juga mengatakan bahwa kru artileri Ukraina telah melakukan serangan "tepat" di beberapa jembatan. Dia tidak memberikan rincian, tetapi tampaknya mengacu pada tiga penyeberangan sungai di wilayah Kherson yang diduduki Rusia.
Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Depot Roket HIMARS di Desa Bogdanovtsy Ukraina
Di sisi lain, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Senin (25/7) bahwa pasukannya telah menghancurkan gudang amunisi untuk HIMARS di wilayah Khmelnytskyi di Ukraina barat.
Pejabat Ukraina lalu menanggapi dengan berulang kali mengatakan bahwa pasokan senjata Barat sangatlah penting bagi militer Ukraina untuk melawan serangan Rusia.
Teknologi Roket HIMARS
HIMARS merupakan peluncur roket ringan berteknologi tinggi yang dipasang di roda, memberikannya lebih banyak kelincahan dan kemampuan manuver di medan perang.
Setiap unit HIMARS dapat membawa enam roket yang dapat diisi ulang dalam waktu sekitar satu menit.
Baca juga: Amerika Siap Kirim Empat HIMARS Tambahan ke Ukraina
Analis mengatakan, sistem itu memiliki jangkauan yang lebih jauh dan lebih tepat sasaran daripada artileri era Soviet yang dimiliki Ukraina di gudang senjatanya.
Secara khusus, Rusia mengkritik Amerika Serikat yang telah menyediakan instruktur untuk membantu pasukan Ukraina menggunakan HIMARS.