Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed hari ini resmi akan mengumumkan kenaikan suku bunganya sebanyak 75 basis poin (bps). Kenaikan ini dilakukan The Fed untuk menjinakkan laju inflasi Amerika Serikat yang terus meninggi.
Kenaikan suku bunga The Fed 75 bps tersebut untuk bulan kedua berturut-turut setelah sebelumnya pada Juni lalu menaikkan tingkat suku bunganya.
"Sejauh ini pelaku pasar dan investor mampu menerima situasi dan kondisi tersebut, sehingga pasar pun juga optimis bahwa kenaikkan tingkat suku bunga akan mulai melambat. Meskipun tingkat suku bunga naik, tapi ada potensi bahwa pasar akan kembali bergairah hari ini," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Kamis (28/7/2022).
Sebab, Gubernur The Fed Jerome Powell membuat pernyataan yang menenangkan kemarin dengan menolak bahwa perekonomian Amerika akan menuju resesi.
Kenaikan suku bunga ini di tengah situasi dan kondisi yang kian semakin memanas akibat tingginya inflasi di Amerika dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Baca juga: Saham Wall Street Berjatuhan Jelang Pengumuman The Fed
"Pada akhirnya The Fed harus kembali menaikkan tingkat suku bunganya. Meskipun di atas kertas ada kemungkinan The Fed untuk menaikkan hingga 100 bps, tampaknya The Fed tetap akan berhati hati untuk menjaga volatilitas yang terjadi di pasar," kata Nico.
Dengan kenaikkan 75 bps, total yang sudah dinaikkan dalam kurun waktu dua bulan sudah mencapai 150 bps, dan ini merupakan kenaikkan paling tinggi setelah Paul Vocker lakukan pada awal 1980an.
Baca juga: Dolar Kembali Catatkan Penurunan, di Tengah Kekhawatiran Pengetatan Kebijakan The Fed
The Fed juga menyatakan, bahwa ada kemungkinan pada pertemuan berikutnya, akan menaikkan kembali tingkat suku bunganya dengan besaran yang sama, namun semua akan kembali kepada data sekarang dan nanti.
"The Fed selanjutnya akan berkumpul pada bulan September ya pemirsa, di mana ini merupakan suatu cerita lanjutan dari perjalanan The Fed tahun ini.Semoga saja, setelah kenaikkan ini, inflasi dapat segera mengalami penurunan, sehingga The Fed tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga dengan besaran yang sama seperti saat ini," pungkas Nico.