Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di level Rp 14.873 pada Senin sore (1/8/2022).
Sebelumnya pada penutupan pekan kemarin (29/7/2022), mata uang Garuda berada di level Rp 14.834 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terpengaruh oleh faktor internal dan eksternal.
Baca juga: Senin Pagi Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS ke Level Rp14.855
Untuk faktor internal, inflasi Indonesia yang dalam tren kenaikan memberikan tekanan untuk rupiah.
Jika inflasi meninggi, hal tersebut bisa mengurangi daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Sementara itu di sisi lain, dolar AS secara umum sedang melemah terhadap nilai tukar lainnya hari ini karena ekspektasi menurunnya agresivitas the Fed dalam menaikan suku bunga acuannya hingga akhir tahun.
"Rupiah kelihatannya berkonsolidasi setelah menguat tajam terhadap dolar AS selama 2 hari terakhir," ucap Ariston kepada Tribunnews, Senin (1/8/2022).
Ariston melanjutkan, fluktuasi nilai tukar dolar AS masih akan terjadi dan terpengaruh oleh sentimen rilis data pemerintahan AS terkait kondisi manufaktur di negara tersebut.
Baca juga: Bank Indonesia Siap Luncurkan Rupiah Digital, Apa Tanggapan Pelaku Usaha Kripto?
"Data yang menunjukkan kondisi yang masih bertumbuh bisa mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya karena ekspektasi resesi di AS terbantahkan dan sebaliknya," ucap Ariston.
"Sehingga, potensi nilai tukar Rupiah besok di kisaran Rp14.850 hingga Rp14.900," pungkasnya.
Senin Pagi Rupiah di Level Rp 14.855
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau mengalami pelemahan pada Senin (1/8/2022), seiring masih kuatnya sentimen eksternal.
Pada pagi ini, mengutip data Bloomberg sekitar pukul 09.22 WIB, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp14.855 dari posisi penutupan perdagangan di akhir pekan lalu (29/7/2022) di posisi Rp14.834 per dolar AS.
Sebelumnya, pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah masih mendapatkan angin segar dari hasil the Fed dan kondisi resesi di AS sehingga bisa menguat terhadap dollar pada pekan lalu.
Baca juga: Senin Pagi Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS ke Level Rp14.855
“Ini karena The Fed memberikan indikasi kemungkinan besaran kenaikan suku bunga tidak setinggi sekarang,” ucap Ariston kepada Tribunnews, (29/7/2022).
Dia menjelaskan, menguatnya nilai tukar Rupiah pada pekan kemarin disebabkan adanya rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal II-2022.
Rilis data PDB AS kuartal II-2022 yang kembali negatif memunculkan ekspektasi besaran kenaikan suku bunga acuan AS akan diturunkan pada rapat the Fed berikutnya.
“Dua hal ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya selama 2 hari beruntun,” papar Ariston.
Dia memprediksi, mata uang Garuda pada pekan ini akan mengalami tren peningkatan. Dengan potensi di kisaran Rp14.700 hingga Rp14.900.