Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Laju inflasi di sektor ritel India untuk bulan Juli diperkirakan akan turun ke level terendah dalam lima bulan terakhir.
Menurut Barclays, lembaga keuangan multinasional yang berbasis di Inggris, penurunan inflasi di sektor ritel India didorong oleh anjloknya harga pangan serta efek lambat dari pemotongan pajak bahan bakar.
"Ada lebih banyak bukti bahwa inflasi di India telah mencapai puncaknya untuk saat ini, dan kemungkinan akan melambat lebih cepat daripada perkiraan yang diterbitkan oleh bank sentral India.” kata Rahul Bajoria, kepala ekonom Barclays di India,
Sebelumnya, bank sentral India mengharapkan inflasi di bulan Juli berada di angka 6,65 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Juni yang berada di angka 7,01 persen.
India akan merilis data inflasi untuk bulan Juli pada 12 Agustus mendatang. Pemerintah India telah mengurangi cukai bensin dan solar pada bulan Mei untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga.
Baca juga: Setelah Australia, Analis Prediksi India dan Brazil Juga Akan Naikkan Suku Bunga
“Bank sentral India akan merasa nyaman dengan kenyataan bahwa selama dua hingga tiga bulan ke depan, momentum inflasi akan berada di tingkat sedang, karena adanya efek dari penurunan harga minyak goreng, gas untuk memasak dan logam dasar.” kata Bajoria yang dikutip oleh Reuters, Kamis (4/8/2022).
Barclays memperkirakan inflasi makanan India akan mencapai 6,6 persen di Juli atau 100 basis poin lebih rendah dari bulan Juni 2022.
Baca juga: Rupee India Tembus 80 Per Dolar AS, Capai Rekor Terendah Baru
Di sisi lain, Barclays juga mengharapkan inflasi India tetap di atas tingkat toleransi bank sentral India.
Bank sentral India diperkirakan akan mempertahankan inflasi di angka 4,0 persen dengan tingkat toleransi 200 basis poin di kedua sisi.