Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku usaha bisnis toko kelontong, Kurnia Neneng mengungkap pengalamannya dalam menjalankan usaha yang telah ditekuninya selama belasan tahun.
“Mungkin orang-orang berpikir, mudah gitu ya bisnis toko kelontong. Tinggal buka toko, jualan. Padahal, kenyataannya enggak begitu. Butuh komitmen agar bisnis ini langgeng dan bertahan," kata Neneng yang ditulis Rabu (17/8/2022).
Neneng awalnya merupakan karyawan swasta dan sesekali membantu orang tuanya mengurus toko hingga akhirnya terjun sebagai pedagang selama dua tahun.
Baca juga: Pengusaha Toko Kelontong Medan Bangkit Pasca Pandemi, Bahlil: NIB Berikan Kemudahan
Tetapi langkahnya tidak berlangsung lama dan akhirnya kembali bekerja di perusahaan selama dua tahun. Di mana pada tahun 2010 kembali berdagang sembari mencari informasi dalam meningkatkan penjualan.
“Buka toko itu tidak semudah yang dibayangkan. Mungkin awalnya kita mikir, tinggal belanja, kemudian dijual. Ternyata tidak, butuh ilmu dan berkomunitas. Ya gabung dengan komunitas yang sama dengan usaha kita,” kata Neneng.
Neneng pun bergabung dalam komunitas toko kelontong Sampoerna Retail Community (SRC) pada 2018, yang merupakan program pembinaan UMKM oleh PT HM Sampoerna Tbk.
Di SRC, kata dia, sesama anggota saling menguatkan saat jatuh karena pasang surut usaha. Selain itu, saling berbagi inspirasi.
“Kami sering kali saling berkunjung, silaturahim bisnis, melihat yang sudah lebih berkembang dan berhasil. Ibaratnya, saling belajar bagaimana mengembangkan toko. Kita berdagang itu harus punya contoh, dan itu bisa didapat dari belajar bersama di komunitas,” papar dia.
Seiring berjalannya waktu, berbagai perubahan dilakukan Neneng terhadap Toko SRC Kurnia, dari awalnya etalase tradisional, kini menerapkan konsep terbuka dengan rak-rak penataan yang rapi.
Hal ini membuat pelanggan memiliki kesempatan untuk memilih berbagai kebutuhannya.
Neneng mengatakan, dengan penataan rak terbuka, justru membuat konsumen yang awalnya hanya ingin membeli satu atau dua barang, menjadi berbelanja lebih banyak.
“Berubahnya drastis omzet terdongkrak dan sangat signifikan,” kata Neneng.