News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Agustus Diprediksi Deflasi 0,14 Persen, Dikontribusi Bawang Merah hingga Cabai

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung berbelanja sayuran di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/4/2022). Prediksi akan terjadi deflasi di bulan Agustus 2022 antara lain dikontribusi oleh cabai dan bawang merah. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan akan terjadi deflasi 0,14 persen secara bulanan (month to month/mtm) di Agustus 2022 berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan pada minggu ketiga Agustus 2022.

Menurut Bank Sentral, perkembangan harga pada periode tersebut dinilai masih relatif terkendali.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama deflasi bulan ini ditempati oleh komoditas bawang merah hingga cabai merah.

“Penyumbang utama deflasi Agustus 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas bawang merah sebesar -0,16 persen (mtm), cabai merah sebesar -0,11 persen (mtm), minyak goreng sebesar -0,07 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,06 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,05 persen (mtm),” jelas Erwin di Jakarta, Jumat (19/8/2022).

“Kemudian untuk tarif angkutan udara sebesar -0,03 persen (mtm), tomat sebesar -0,02 persen (mtm), serta bayam dan jeruk masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm),” sambungnya.

Baca juga: Agustus Diprediksi Deflasi 0,10 Persen, Dikontribusi Cabai Merah dan Bawang Merah

Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi.

Komoditas tersebut seperti Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,08 persen (mtm), rokok kretek filter sebesar 0,03 persen (mtm), telur ayam ras, air kemasan dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Baca juga: BI Prediksi Februari Deflasi 0,05 persen, Migor hingga Cabai Rawit Jadi Penyumbang Utama

Hal tersebut dilakukan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini