Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan inflasi akan berada di atas 7 persen jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
"Diperkirakan kalau Pertalite naiknya 30 persen, solar juga naik 30 persen harganya, maka inflasi bisa di atas 7 persen, dan itu mungkin langkah antisipasinya adalah dengan naikkan suku bunga sekarang," ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (23/8/2022).
Bhima menyebut, dalam menekan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, maka Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya yang kini masih di level 3,50 persen.
Baca juga: Dewan Energi Nasional: Keputusan Final Naikkan Harga BBM Subsidi di Tangan Menteri Keuangan
Pertimbangan lainnya untuk BI naikkan suku bunga, kata Bhima, mulai ada kecenderungan tren harga komoditas menurun, sehingga ini artinya cadangan devisa bisa terganggu.
"BI diperkirakan akan naikkan suku bunga 25 basis poin," kata Bhima.
Namun, pertimbangan naikkan suku bunga terkait dengan inflasi ini juga perlu memperhitungkan bahwa inflasi disebabkan oleh sisi pasokan.
Sementara, Bhima menilai permintaan masyarakat masih rendah, sehingga BI juga perlu lakukan mitigasi dampak naiknya suku bunga terhadap pertumbuhan kredit.
"Terutama untuk sektor UMKM yang baru pulih atau dalam hasil proses pemulihan, dan juga pada kredit konsumsi. Termasuk, KPR yang nanti akan sangat sensitif terhadap tingkat kenaikan suku bunga," pungkasnya.