Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan atau akrab disapa Syarif Hasan mengingatkan kepada Pemerintah soal rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
Syarif mengatakan sebelum memutuskan menaikkan harga Pertalite, sebaiknya pemerintah melakukan efisiensi anggaran dengan mengevaluasi komponen APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang tidak terlalu dibutuhkan.
“Kita tahu ada beberapa proyek infrastruktur yang mungkin bisa ditunda, seperti kereta api cepat yang minta supaya biayanya itu ditanggung oleh APBN oleh Pemerintah Indonesia, Pemerintah China mintanya begitu, ya kan,” kata Syarif Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022).
Selain proyek kereta cepat yang dibebankan ke APBN, Syarif menyebut perlu ada evaluasi rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Karena apa IKN juga kan (awalnya) bukan dari APBN, tapi sekarang ternyata dari APBN kan. Nah ini juga perlu dilakukan evaluasi,” ujarnya.
Baca juga: Ekonom: Harga BBM Subsidi Dilematis, Jokowi Terlanjur Janji Tidak Naikkan Pertalite
“Jadi lagi-lagi, kami beranggapan itu (kenaikan BBM) adalah alternatif terakhir kalau harus dilakukan,” lanjut Syarif.
Kenaikan BBM Picu Inflasi
Syarif mengatakan kenaikan harga BBM bakal memicu sulitnya menjaga distribusi energi itu, yang pada akhirnya memicu kenaikan angka inflasi.
“Kalau bbm naik, distribusi akan semakin meningkat. Jadi akan sulit untuk dihindari, inflasi pasti akan naik,” ujarnya.
Baca juga: Luhut Beri Sinyal Terkait Kenaikan Harga Pertalite, Menko: Minggu Depan Presiden akan Mengumumkan
Untuk itu, Syarif meminta pemerintah mempertimbangkan segala risiko sebelum menaikkan harga BBM.
“Kalau inflasi naik lagi rakyat makin sulit lagi. Dan inflasi tidak mengrnal yang miskin, semua rakyat akan mengalami,” tuturnya.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu menyatakan pemerintah akan menaikkan harga BBM subsidi, terutama jenis Pertalite, pada pekan ini.