Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulaandari
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA - Penurunan hasil panen kopi di Brasil yang dikenal sebagai produsen terbesar komoditas di dunia, diprediksi dapat menyebabkan kenaikan tajam pada harga kopi di seluruh dunia dalam beberapa bulan mendatang.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (24/8/2022), menurut data perdagangan negara itu, kopi berjangka melonjak hampir 90 persen pada tahun lalu setelah kekeringan mempengaruhi produksi Brasil.
Harga kopi melonjak ke level tertinggi selama 10 tahun pada Februari lalu, yakni 2,59 dolar Amerika Serikat (AS) per pon, dan tetap lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, naik 18,06 persen secara tahunan pada minggu lalu, yakni sekitar 2,23 dolar AS per pon.
Analis pasar memperkirakan adanya kenaikan harga lebih lanjut yang didorong spesifik panen kopi di Brasil.
Ini secara tradisional dijalankan pada siklus 2 tahun, dengan petani mengumpulkan volume yang lebih besar dari Arabika di tahun genap.
Baca juga: Brasil Masuki Musim Dingin, Ekspor Kopi Indonesia Naik 3 Kali Lipat
Namun, karena terjadi cuaca ekstrem pada 2021, ekspektasi untuk panen tahun ini pun rendah, terutama mengingat melonjaknya biaya pupuk dan transportasi.
Selain Brasil, perkebunan di Kolombia yang menjadi pengekspor kopi utama lainnya, juga terkena dampak cuaca yang lebih basah dari biasanya.
Menurut beberapa perkiraan, hasil tahun ini di beberapa pertaniaan diprediksi turun mencapai 50 persen.
Menurut laporan Organisasi Kopi Internasional pada Juli 2022, konsumsi kopi global diperkirakan akan meningkat dan melampaui produksi pada akhir tahun.
Namun karena bersamaan dengan penurunan hasil, hal ini dapat mengirim harga kopi ke rekor tertinggi baru.