News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga BBM

Pengamat: Pak Jokowi, Tolong Jangan Naikkan Dulu Harga Pertalite dan Solar

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pertalite - Pengamat ekonomi energi dari UGM meminta Presiden Jokowi tidak menaikkan harga Pertalite dan Solar bersubsidi dalam waktu dekat.

TRIBUNNEWS.COMĀ - Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak menaikkan harga Pertalite dan Solar bersubsidi dalam waktu dekat.

Fahmy menyebut kenaikan harga Pertalite dan Solar akan berimbas buruk bagi ekonomi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Fahmy saat menjadi narasumber dialog Overview Tribunnews, Kamis (25/8/2022).

"Saya betul-betul mohon kepada Pak Jokowi, saat ini tolong jangan dinaikkan dulu harga Pertalite dan Solar."

"Imbasnya akan menurunkan daya beli, konsumsi, dan pertumbuhan ekonomi yang sudah susah payah dicapai Jokowi 5,4 persen ini akan terganggu sudah pasti," ungkap Fahmy.

Menurutnya, pemerintah dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Baca juga: Anggota DPR: Kenaikan Harga BBM akan Berdampak Pada Kehidupan Nelayan

Meski demikian, Fahmy meyakini Jokowi tidak akan memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat sebagaimana dikatakan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Karena di berbagai kesempatan Jokowi mengatakan opsi yang dipilih adalah yang tidak memberatkan rakyat miskin," ungkap Fahmy.

Sumbang Inflasi

Lebih lanjut, Fahmy memaparkan, kenaikan harga Pertalite dan Solar bersubsidi akan menyulut inflasi.

"Berdasarkan itungan saya, kenaikan Pertalite sampai Rp 10.000, juga Solar sampai Rp 8.500, itu sudah pasti memberikan sumbangan terhadap inflasi sekitar 2,4 persen kalau kenaikan keduanya dilakukan secara serentak."

"Nah padahal inflasi berjalan year of year sudah mencapai 5 persen lebih, sehingga kalau keputusannya adalah menaikkan, pasti akan menyulut inflasi, besarnya sekitar 7,4 persen," urainya.

Baca juga: Di Indonesia Harga Pertalite Diisukan Naik, Pemerintah Malaysia Malah Turunkan Harga BBM

Lanjut Fahmy, inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli yang akhirnya mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Selain itu ini akan menambah beban rakyat miskin karena harga kebutuhan-kebutuhan pokok pasti naik."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini