TRIBUNNEWS.COM -- Peperangan di Ukraina di hari ke-192, Jumat (2/9/2022) tak kunjung reda, bahkan terjadi peningkatan saling serang.
Ukraina yang bernafsu menguasai kembali wilayah selatan berusaha mengepung Kherson, namun upaya tersebut harus mengorbankan 1.200 pasukannya pada awal September.
Namun, Vladimir Putin juga dilaporkan kehilangan sebanyak 450 orang tentaranya dalam serangan ters
ebut.
Tidak jelas berapa jumlah tentara yang tewas dalam peperangan yang disebut-sebut mirip dengan Perang Dunia II tersebut.
Baca juga: Ketua Produsen Minyak Rusia, Ravil Maganov Meninggal, Jatuh dari Jendera RS di Moskow
Namun yang jelas, Keduanya telah kehilangan puluhan ribu tentara yang menjadi martir perang.
Hingga Jumat (2/9/2022) diperkirakan tentara Rusia yang dieliminir oleh pasukan Ukraina telah melebihi 50.000.
Militer Ukraina sendiri, menyebutkan pada Kamis (1/9/2022) tentara Rusia yang telah tewas mencapai 48.350 tewas dan terluka akibat perang tersebut.
Sebelumnya, sejumlah media memberitakan sebanyak 80.000 prajurit Rusia.
Baca juga: PBB Sampaikan Terima Kasih, Rusia Jaga Keamanan Tim Badan Energi Atom Saat Periksa PLTN Zaporozhye
Tentara Volodymyr Zelensky juga menyebut 1.997 tank, 4.345 Kendaraan bersenjata, 1.115 artileri, 287 Sistem peluncur roket, 234 Pesawat tempur, 153 Sistem pertahanan Udara, 296 Helikopter, 851 drone, 205 helikopter, 196 misil dari kapal, 15 kapal perang dan 3.239 kendaraan perang.
Sementara dari kubu Ukraina sendiri, Rusia tidak mengumumkan jumlah pastinya, Kementerin Pertahanan Rusia hanya menyebutkan demiliterisasi di Ukraina telah merontokkan 280 pesawat tempur, 151helikopter, 1.852 drone, 371 sistem rudaal anti pesawat dan 4.663 tank.
Baca juga: Rusia Menggertak Bakalan Bangun Pangkalan Jika NATO Lakukan Hal Sama di Wilayah Nordik
Rusia Kehilangan 900 Pasukan Khusus
Rusia telah kehilangan lebih dari 900 pasukan khusus, pasukan terjun payung, marinir dan pilot dalam lebih dari enam bulan perang di Ukraina, layanan BBC Rusia melaporkan Kamis mengutip data yang tersedia untuk umum.
Kematian tentara semacam itu sangat bermasalah bagi Angkatan Bersenjata Rusia karena sangat mahal untuk menggantinya.
Setidaknya 337 marinir tewas sejak awal invasi pada 24 Februari, sementara pasukan khusus Garda Nasional dan polisi anti huru hara kehilangan 245 tentara, intelijen militer Rusia kehilangan 151 tentara, unit penerjun payung elit melihat 144 anggota tewas dan Dinas Keamanan Federal. (FSB) dan Federal Guards Service (FSO) bersama-sama menderita 20 kematian, menurut BBC. Banyak dari korban tewas adalah petugas.
Selain itu, setidaknya 67 pilot tempur, termasuk navigator dan mekanik, tewas, menurut BBC.
Baca juga: UE Perketat Aturan Perjalanan Orang Rusia, tapi Tak Sepenuhnya Keluarkan Larangan Visa
BBC melaporkan bahwa dibutuhkan waktu hingga 17 tahun dan biaya $ 14 juta untuk melatih seorang pilot militer.
BBC memperoleh angka-angkanya dari informasi yang tersedia untuk umum tentang kematian militer Rusia, termasuk laporan media lokal, tetapi memperingatkan bahwa pengungkapan yang tidak lengkap berarti bahwa angka korban nyata Rusia - termasuk dari pasukan elit - kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Kementerian Pertahanan Rusia terakhir memperbarui jumlah korban di 1.351 pada bulan Maret.
Pejabat pertahanan Barat memperkirakan bahwa lebih dari 80.000 tentara Rusia telah tewas dan terluka sejak awal invasi.