Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT ITDC Nusantara Utilitas (ITDC Utilitas) akan memaksimalkan kualitas utilitas kawasan The Nusa Dua, Bali, untuk menyambut pertemuan puncak KTT G20 pada November 2022.
ITDC Utilitas merupakan anak usaha dari PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, yang bertanggung jawab memastikan layanan utilitas sebagai penunjang operasional kawasan The Nusa Dua dapat berjalan dengan baik.
Direktur Utama ITDC Utilitas A.A Istri Ratna Dewi menjelaskan, tanggung jawab ini meliputi penjagaan kualitas air irigasi dan limbah di kawasan, agar tetap bersih dan tidak terjadi pencemaran air maupun lingkungan selama penyelenggaraan event G20.
Dalam mengelola utilitas di kawasan pariwisata The Nusa Dua yang meliputi listrik, air bersih, air limbah, dan air irigasi, maka perusahaan mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang diturunkan dari induk perusahaannya.
Salah satunya adalah penyediaan pengelolaan air limbah dan air irigasi terintegrasi yang berpusat di Lagoon.
"Tugas kami adalah menjamin dan memastikan tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan akibat air limbah dalam sistem operasional kawasan The Nusa Dua,” kata Ratna yang ditulis Senin (5/9/2022).
Baca juga: Kominfo Siapkan 7.500 BTS 4G dan 30 BTS 5G untuk KTT G20 Bali
Menurutnya, salah satu fasilitas penting penunjang operasional kawasan The Nusa Dua yang dikelola oleh ITDC Utilitas adalah Rumah Pompa (Lift Pump Station).
Fasilitas ini beroperasi sejak 1970-an dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam kelancaran distribusi air limbah di Kawasan The Nusa Dua menuju ke Lagoon sebagai sentra pengolahan air limbah ITDC.
Baca juga: Tinjau Venue KTT G20, Wapres Lihat Mobil Listrik yang akan Dipakai para Kepala Negara
”Lagoon adalah Hotel for Birds, bird sanctuary yang ada di tengah kawasan industri pariwisata dan langgeng membentuk komunitas flora dan fauna yang selaras dengan alam. Kami juga optimalkan sistem pengolahan air limbah sehingga tidak ada air yang terbuang ke badan air,” tutur Ratna.
Lagoon ITDC memiliki luas lahan 20 hektar dan luas basah 13,5 hektar, serta dijalankan menggunakan Teknologi Waste Stabilization Ponds dengan kapasitas maksimal 10.000 m3 per hari.
Dalam kegiatan operasionalnya, ITDC Utilitas menerapkan standar minimal kualitas olahan air limbah yang mengacu pada Peraturan Gubernur Bali No 16 tahun 2016 perihal Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.
Baca juga: Jokowi Sebut Vladimir Putin dan Xi Jinping akan Hadiri KTT G20 Bali
Ia menyebut, setelah semua air limbah tersebut diolah di lagoon, lebih dari 90 persen air olahan tersebut telah dimanfaatkan untuk penyiraman area taman dalam kawasan.
"Dengan integrasi sistem pengolahan air limbah dan air irigasi ini, saya tegaskan tidak ada residu dari limbah cair yang terbuang ke lingkungan, sehingga konsep zero waste dan sustainable development yang merupakan value dari ITDC sebagai pengembang destinasi dapat terwujud,” kata Ratna.
Direktur Utama ITDC Ari Respati menambahkan, kawasan The Nusa Dua adalah pilot project pengembangan kawasan terintegrasi yang menerapkan konsep sustainable and green tourism, dan diharapkan menjadi inspirasi bagi pengembangan kota dan kawasan lainnya.
"Prinsip berkelanjutan ini akan kami terapkan bukan hanya di kawasan yang menjadi milik ITDC seperti The Mandalika dan Tana Mori, namun juga kawasan lainnya yang pada masa depan dipercayakan atau dikerjasamakan untuk dikembangkan maupun dikelola oleh ITDC," tutur Ari.