News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BBM Bersubsidi

Peneliti CSIS: Pemerintah Harus Konsisten Jika Naikkan Harga BBM

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrean kendaraan terjadi di SPBU Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur, sesaat usai pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pemerintah, Sabtu (3/9/2022) siang. SPBU Tlogomas, Kota Malang, sempat menghentikan beberapa saat penjualanya sebelum Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM. Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM yakni BBM jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. SURYA/PURWANTO

Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senior Fellow Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte mengatakan pemerintah harus konsisten jika benar-benar serius menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi.

Ia menambahkan, jika subsidi BBM dikurangi, masyarakat juga harus diberi kejelasan yang masuk akal oleh pemerintah ihwal persoalan ekonomi yang menjadi penyebabnya. Selain itu, menurut Philips, pemerintah harus memberi kompensasi kepada masyarakatdi melalui sektor lainnya.

“Konsisten penting dalam hal subsidi BBM. Masyarakat memang harus dijelaskan rasionalitas ekonominya,” ujar Pihilips saat jadi narasumber dalam diskusi daring bertajuk Sikap Publik terhadap Pengurangan Subsidi BBM, Rabu (7/9/2022).

“Kalau sudah dikurangi, kurangi terus, tapi harus ada kompensasi di sektor lain. Saya setuju mungkin bansos dibuat lebih masif,” tambahnya.

Philip juga menekankan, ini bukan merupakan kali pertama dalam pemerintahan Jokowi subsidi BBM diturunkan. 

Dia mengatakan, di tahun 2015, di era awal pemerintahan Presiden Jokowi subsidi BBM juga dikurangi.

Hal ini tidak tanpa alasan, mengingat saat itu Presiden Jokowi baru saja menjabat dan ruang untuk melakukan dan memilih program mana yang dirasa menjadi prioritas dirasa terbatasi oleh APBN.

Baca juga: Waspadai Lonjakan Inflasi Pasca Naiknya Harga BBM

Namun setelah itu subsidi perlahan-lahan kembali dinaikkan.

“Ini perlu kita catat, waktu Jokowi menurunkan subsidi BBM tahun 2015 karena kebutuhan yang sangat dibutuhkan ketika mulai pemerintahan bahwa APBN presiden sudah ditetapkan kira-kira Agustus sebelum pelantikan, jadi agak terkunci,” jelasnya. 

"Harus mencari ruang untuk menciptakan sedikit space sehingga bisa melakukan program dan prioritas apa yang harus segera dilakukan,” Philip menambahkan. 

Baca juga: Said Iqbal: Aneh, Upah Tidak Naik Sedangkan Harga BBM Naik

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga BBM bersubsidi telah disesuaikan.

Harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Harga ini mulai berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini