Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, FRANKFURT – Bank Sentral Eropa (ECB ) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuannya di pekan ini demi mengantisipasi tren lonjakan inflasi.
Melonjaknya harga energi di pasar Eropa telah mengerek naik angka inflasi di sejumlah negara-negara UE, dimana inflasi konsumen tahunan Eropa saat ini telah naik menjadi 9,7 persen.
Angka ini melonjak dua kali lipat dari zona inflasi euro di awal tahun, dimana saat itu inflasi dipatok di kisaran 4,5 persen, dikutip dari Reuters.
Kemungkinan besar lonjakan inflasi di Eropa kembali meningkat naik menjadi dua digit untuk pertama kalinya mencapai 10 persen dalam beberapa bulan mendatang, mengingat baru-baru ini pengiriman gas Eropa melalui pipa Nord Stream 1 telah dihentikan oleh Rusia.
Imbas dari penangguhan tersebut kini imbal hasil tenor 10 tahun Pemerintah Italia melonjak menjadi 4 persen, jadi yang tertingginya sejak pertengahan Juni, sebelum ECB mengumumkan pembuatan instrumen alat anti-fragmentasi.
Kondisi serupa juga dialami Jerman dan Inggris hingga ekonomi kedua negara ini masuk dalam zona resesi atau perlambatan.
Baca juga: Jutaan Warga Terdampak Inflasi, Pemerintah Jerman Gelontorkan Paket Bantuan Senilai 13 Miliar Euro
Khawatir tekanan ini makin mengerek naik laju inflasi di Eropa, membuat ECB terpaksa memperketat kebijakan moneternya dengan menarik suku bunga di pertemuannya pada Kamis (8/9/2022)1215 GMT.
"Kami mengharapkan siklus pengetatan yang lebih front-loaded yang membawa suku bunga deposito ke tingkat terminal 2 persen. Dengan hawks terus di atas angin, kami pikir ECB akan memberikan kenaikan 75 basis poin," kata ekonom dari perbankan BNP Paribas, Paul Hollingsworth.
Baca juga: Kenaikan Harga Energi Dorong Inflasi di Zona Euro Capai Rekor Tertinggi 9,1 Persen
Sinyal hawkish sebelumnya telah diserukan oleh Anggota Dewan Eksekutif ECB Isabel Schnabel dalam pidatonya di acara Jackson Hole pada bulan lalu. Mengikuti langkah The Fed, yang dikabarkan tengah bersiap menaikan suku bunga acuan AS pada akhir September mendatang.
Selain memperketat kebijakan moneternya, ECB dikabarkan juga tengah mendiskusikan pengurangan neracanya yang agresif sebagai bagian dari proses normalisasi kebijakan hawkish.