News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inflasi Turki Meroket 83 Persen Gara-gara Lonjakan Harga BBM dan Pangan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Denyut ekonomi Turki di Bandara Istanbul. Inflasi tahunan Turki selama September dilaporkan naik 83,45 persen dari bulan sebelumnya sebesar 80,21 persen. Lonjakan inflasi Turki ini bahkan jadi yang tertinggi sejak 24 tahun terakhir tepatnya sejak September 1998.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Inflasi tahunan Turki selama September dilaporkan naik 83,45 persen dari bulan sebelumnya sebesar 80,21 persen. Lonjakan inflasi Turki ini bahkan jadi yang tertinggi sejak 24 tahun terakhir tepatnya sejak September 1998.

Menurut data Institut Statistik Turki inflasi di Turki meroket setelah sejumlah harga pangan dan bahan bakar mengalami lonjakan harga.

Sejak Juni lalu harga bahan bakar transportasi meroket 123,37 persen sementara harga makanan dan minuman non-alkohol naik 93,93 persen.

Alasan inilah yang mendorong laju inflasi tahunan Turki melesat naik ke level tertinggi.

Dikutip dari Reuters, tingkat inflasi Turki telah melonjak sejak musim gugur lalu tepatnya ketika lira mengalami depresiasi atau kemerosotan nilai.

Nilai lira pada perdagangan Selasa (4/10/2022) anjlok di level 18,56 terhadap dolar AS.

Sebelum mengalami depresiasi, lira sendiri telah mengalami pelemahan nilai sejak November 2021 hingga nilai lira terdepresiasi sebanyak 44 persen.

Kondisi tersebut yang kemudian membuat biaya impor di Turki melesat naik dari harga sebelumnya.

Selain kemerosotan lira, adanya kebijakan presiden Erdogan yang memangkas suku bunga sebesar 14 persen menjadi 500 basis poin pada akhir bulan kemarin juga menjadi faktor pendukung melesatnya laju inflasi di Turki.

Baca juga: Menko Airlangga: Inflasi Turki 80 Persen, Indonesia 4,69 Persen

Pemangkasan suku bunga awalnya dilakukan Erdogan dengan tujuan untuk mendorong kestabilan harga sambil memacu sektor ekspor, investasi, dan lapangan pekerjaan.

Namun kebijakan tersebut ternyata perlahan membuat harga -harga kebutuhan pokok naik di tengah krisis pasokan makanan yang diakibatkan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Suntikan Valuta Asing Rusia Dorong Rebound Pada Perekonomian Turki

“Pemotongan suku bunga tahun lalu dari 19 persen menjadi 14 persen telah menyebabkan jatuhnya nilai lira Turki, yang berarti lebih mahal bagi negara untuk memasok barang dari luar negeri terlebih saat ini pasar global tengah mengalami krisis.” jelas Raksasa Perbankan AS, JP Morgan.

Pemangkasan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Turki sebelumnya bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 200 basis poin selama dua bulan berturut – turut.

Baca juga: Inflasi Turki Tembus 79,6 Persen, Ternyata Sederet Masalah Ini Jadi Biang Keroknya

Meski saat ini tingkat inflasi Turki tengah melesat naik, namun Erdogan tetap optimis bahwa kebijakannya yang memangkas suku bunga dapat menurunkan angka inflasi di tahun 2023 mendatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini