Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi hilirisasi dari komoditas jagung.
Hilirisasi industri pengolahan jagung, dikatakan Airlangga untuk industri makanan seperti pati jagung, bihun jagung, corn grits, tepung jagung, serta pemanis.
"Sangat besar potensi (hilirisasi jagung) ke depannya," ujarnya dalam FGD Nasional dengan topik “Transformasi Industri Jagung Nasional untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Nasional” yang diselenggarakan Kadin Indonesia, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Menko Airlangga Hartarto Sebut Jagung Komoditas Prioritas Ketahanan Pangan Selain Beras
Kendati demikian, pelaku usaha menghadapi tantangan, antara lain lokasi industri pengolahan jagung terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Kemudian, terdapat ketidaksesuaian spesifikasi bahan jagung dalam negeri dengan kebutuhan industri, sehingga jagung tersebut sebagian dipenuhi oleh impor.
"Jagung yang diproduksi dalam negeri diharapkan dapat ditingkatkan kadar aflatoksinnya. Apabila kadarnya lebih tinggi, ini ada keterbatasan dalam penggunaan pakan ternak," kata Airlangga.
Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, BIN dan PMI Persiapkan Tanam Jagung di Lahan 250 Hektar
Di sisi lain, menurut Airlangga, pemerintah patut bersyukur kebutuhan industri makanan dan minuman untuk pasokan bahan baku serta bahan penolong lebih terjamin dengan adanya penerapan neraca komoditas.
Jagung Komoditas Prioritas Ketahanan Pangan Selain Beras
Airlangga Hartarto menyebutkan jagung merupakan satu di antara komoditas prioritas, selain beras dalam konteks ketahanan pangan.
Presiden Joko Widodo, kata Airlangga, juga telah memberikan arahan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas jagung dengan membuka lahan baru serta dengan bibit unggul.
Baca juga: Menko Airlangga Hartarto Sebut Jagung Komoditas Prioritas Ketahanan Pangan Selain Beras
"Kredit usaha rakyat juga diarahkan untuk dapat membiayai penyediaan pascapanen untuk menampung hasil jagung," ujarnya.
Menindaklanjuti arahan Presiden, pemerintah akan fokus pada beberapa kunci sasaran, pertama yakni pengamanan kebutuhan dalam negeri dengan berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan produksi jagung nasional.
"Berdasarkan data di 2022, produksi jagung kita sebesar 34,4 juta ton. Kita boleh bangga tidak ada kebutuhan impor jagung untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak," kata Airlangga.
Kemudian, sasaran kedua adalah efisiensi di semua lini, terutama rantai pasok jagung, dan inefisiensi perlu terus dipangkas.
Mulai dari proses panen, penanganan pascapanen, penyimpanan, serta proses transportasi dan distribusi, sehingga kehilangan volume jagung menjadi sekecil-kecilnya.
"Untuk itu, inovasi teknologi pertanian tepat guna perlu diterapkan dengan precision agriculture," tuturnya.
Baca juga: Papua Muda Inspiratif dan BIN Berhasil Berdayakan 120 Orang Bekerja Kelola Lahan Jagung di Tambrauw
Airlangga menambahkan, kunci sasaran ketiga adalah diservifikasi pangan, di mana pemerintah ingin agar basis ketahanan pangan tidak didominasi oleh satu atau dua komoditas.
"Melainkan ada diservikasi atau keragaman dengan meningkatkan produksi komoditas lain seperti kedelai, singkong, sorgum, dan lain-lain. Pemerintah terus mendorong penggunaan benih unggul hasil rekayasa genetik atau genetically modified organism, yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas berkali-kali lipat," pungkasnya.