TRIBUNNEWS.COM – Erick Thohir ternyata memiliki sepak terjang yang gemilang ke ranah sport business atau bisnis olahraga.
Sebelum menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick memang lebih dahulu dikenal sebagai pengusaha, terlebih di dunia olahraga.
Tak banyak yang tahu kalau Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini ternyata pernah kekurangan uang saat hendak membeli saham salah satu klub sepakbola raksasa Italia, Inter Milan.
Berbicara soal kiprahnya di olahraga nasional, Erick pernah memberikan sokongan dana kepada Satria Muda, klub basket populer di Indonesia, pada tahun 1998.
Dana yang dikucurkan Erick membuat Satria Muda menjadi klub yang konsisten meraih prestasi di Indonesia Basketball League (IBL) sejak tahun 1999.
Tidak hanya itu, Erick bahkan sempat membangun Britama Arena yang kini jadi markas Satria Muda bertanding.
Setelah sukses besar bersama Satria Muda, Erick mencoba peruntungan dengan mengakuisisi saham klub dari NBA, liga basket paling bergengsi di dunia, Philadelphia 76ers, pada tahun 2011.
Dia menjadi orang Asia pertama yang memiliki saham di klub basket profesional Amerika Serikat.
Tak lama berselang, Erick pun pernah resmi menjadi pemilik bersama klub sepak bola DC United yang berlaga di Liga Sepak Bola AS, Major League Soccer (MLS), pada tahun 2012.
“Semua ada prosesnya. Saya masuk ke sport business dari cuma pegang saham 11 persen. Saya ikut seminar dengan para owner klub olahraga di Amerika Serikat. Dari situ, baru pelan-pelan jual beli hingga punya saham yang lebih besar,” ucap Erick dalam acara Nanda Tanya di channel YouTube V-Entertainment, Sabtu (11/9/2021).
Kekurangan uang saat hendak beli Inter Milan
Fakta yang cukup menarik adalah ketika Erick sempat kekurangan uang saat membeli saham mayoritas Inter Milan. Klub ini diketahui punya sejarah panjang di sepak bola Italia dan dunia.
Erick bersama dua pengusaha Indonesia, Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo mengakuisisi Inter Milan pada 15 Oktober 2013. Erick pun menggantikan Massimo Moratti sebagai Presiden Inter Milan.
Keputusan Erick mengakuisisi Inter Milan berawal karena dirinya memang seorang fans dari klub yang mengoleksi tiga trofi Liga Champions dan 19 trofi Serie A.
“Saya fans Inter Milan, ketika mereka punya Trio Jerman, Lothar Matthaus, Andreas Brehme dan Jurgen Klinsmann. Apalagi ketika Inter membeli Ronaldo Luiz Nazario de Lima,” ucap Erick dikutip dari Instagram @erickthohir.
Optimisme menjadi modal besar Erick dalam menjalankan semua usahanya, termasuk ketika mengalami kekurangan uang ketika hendak membeli Inter Milan.
“Orang tua dan kakak saya kecewa (dengan pilihan di media dan olahraga), tapi saya buktikan. Bagaimana transaksinya bisa sampai Inter Milan, nggak cukup uangnya. Tapi bagaimana kita bisa meyakinkan Eropa bank dengan track record saya,” jelas Erick.
Kehadiran Erick disebut-sebut media Italia sangat membantu Inter Milan yang sedang dalam masa transisi pada tahun 2012-2013.
Tidak heran jika para fans Inter Milan di Italia mencintai Erick Thohir. Terbukti saat pria berusia 52 tahun itu berkunjung ke Roma, Italia, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Dalam video yang diunggah ke Instagram, Erick mendapat sambutan hangat dari para fans Inter Milan setibanya di Roma.
Erick Thohir ajak generasi muda jangan jadi penonton
Dengan pengalamannya menjadi pemilik saham klub olahraga di Amerika dan juga Presiden Inter Milan, tak berlebihan mengatakan bahwa Erick Thohir telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah global.
Pria yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN itu pun menantang generasi muda Indonesia jangan hanya mau menjadi penonton, tapi juga menjadi pemain dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
“Seratus tahun sudah lewat, pertanyaannya seratus tahun ke depan mau jadi apa? Apa kita mau jadi penonton atau ikut bertanding? Ini sebuah kesempatan yang tidak datang dua kali,” katanya.
Akhir kata, Erick mengajak generasi muda Indonesia yang punya banyak ide untuk terus men-challenge dirinya untuk breakthrough serta optimis bisa menjadi drive new economy.
Tak ketinggalan, Erick juga turut mengajak ajak anak muda bersama-sama wujudkan visi Indonesia Emas 2045. Erick optimistis bahwa Indonesia Emas 2045 adalah mimpi dan cita-cita bersama yang harus diwujudkan. Ekonomi Indonesia diproyeksikan akan masuk 4 besar dunia dengan bonus demografi para generasi muda.
Jika tidak bergerak cepat sekarang, bisa saja 2045 Indonesia justru akan kehilangan momen. Namun, Erick adalah salah satu tokoh yang yakin bahwa “The Big Plan” tersebut harus tetap dijalankan.
“Karena cita-cita kita dalam proyeksi kedepannya maka harus punya semangat dan kapabilitas, harus serius mencari jalannya," ujarnya, dikutip dari Tribunnews, Minggu (7/10/2022).