News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembubaran Parlemen Malaysia Berimbas ke Ekonomi, Bursa Saham dan Mata Uang

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gonjang-ganjing politik di Malaysia kini berimbas pada sektor ekonomi negeri itu.

Keputusan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob yang membubarkan parlemen pada awal pekan ini membuat bursa saham dan nilai mata uang merosot.

Pembubaran yang dilakukan untuk membuka jalan bagi rencana pemilihan umum di tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (11/10/2022), Indeks acuan KLCI ambles 1,6 persen dan berada di jalur untuk pelemahan hari ketiga, sejalan dengan bursa di kawasan.

Baca juga: IHSG Diprediksi Bergerak ke Zona Merah, Perhatikan Beberapa Saham Ini

Saham perusahaan elektronik seperti Inari Amertron, Press Metal Aluminium, dan Top Glove termasuk di antara jajaran top loser dalam indeks tersebut.

Pembubaran itu terjadi tiga hari setelah pemerintahan Ismail mengajukan anggaran untuk tahun depan yang memotong pajak sambil tetap mempersempit defisit fiskal melalui subsidi yang lebih tepat sasaran.

Rencana anggaran belanja harus diajukan lagi setelah pemilihan diadakan, Menteri Keuangan Zafrul Aziz mengatakan kepada media lokal pada hari Jumat, mengutip jajak pendapat awal 1999 sebagai preseden.

Kepala riset CGS-CIMB Malaysia Ivy Ng menulis dalam sebuah catatan bahwa pemilu akan dipandang positif oleh pasar jika mampu mengembalikan stabilitas politik.

Tetapi kemungkinan parlemen yang digantung, dan ketidakmampuan selanjutnya untuk meloloskan Anggaran 2023, tetap menjadi risiko utama yang dapat menyebabkan aksi jual di KLCI.

"Kami menyarankan investor untuk tetap defensif mengingat ketidakpastian pemilu dan kekhawatiran atas resesi global," katanya.

Ng menambahkan bahwa sektor konstruksi dan properti berpotensi mendapatkan keuntungan dalam jangka menengah, sementara penerima manfaat potensial lainnya termasuk aset yang diatur seperti telekomunikasi dan utilitas dari kejelasan kebijakan.

Sementara itu, nilai tukar ringgit juga turun 0,5% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Ikuti Bursa Regional, IHSG Berada Zona Merah pada Awal Perdagangan

Ahli strategi di Scotiabank di Singapura Qi Gao bilang, ringgit mungkin menghadapi beberapa kelemahan di tengah ketidakpastian menjelang pemilihan umum.

“Secara umum, ringgit akan mengikuti nada pasar yang luas, dan akan ditopang jika perdana menteri yang berkuasa memenangkan pemilihan,” tambahnya. (Anna Suci Perwitasari/Adrianus Octaviano)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Dampak Pembubaran Parlemen, Indeks Saham Bursa Malaysia dan Ringgit Merosot"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini