TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan--perusahaan asing sangat tertarik untuk memiliki saham perbankan di Indonesia.
Prospek yang dianggap sangat cerah menjadi daya tarik investor asing untuk mengakuisisi bank-bank di negeri ini.
Hingga Oktober 2022 saja sudah banyak bak-bank kecil yang telah dicaplok oleh investor baru.
Tapi sebagian besarnya masih dari sektor teknologi.
Perusahaan keuangan besar belakangan juga menunjukkan minat pada sektor perbankan di Indonesia.
Baca juga: Pembiayaan Alat Berat untuk Tambang dan Konstruksi J Trust Bank Kerja Sama dengan United Tractors
Terbaru datang Bank Overseas-Chinese Banking Corp Ltd (OCBC). Bank asal Singapura ini tengah menjajaki potensi akuisisi bank di Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
OCBC Group saat ini telah hadir di Indonesia lewat PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dengan kepemilikan saham 85 persen.
CEO OCBC Bank Helen Wong mengatakan pihaknya melihat Indonesia menawarkan banyak potensi.
"Apakah kami akan melakukan ekspansi anorganik? Iya, kami akan melakukannya," kata Wong kepada Reuters, Kamis (13/10/2022).
Menurut Wong, OCBC memiliki memiliki modal yang kuat saat ini untuk memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat.
Modal bank ini semakin meningkat tahun ini didorong oleh kenaikan laba bersih pada semester I sebesar 7% menjadi S$ 2,84 miliar atau setara US$ 1,98 miliar.
Selain punya modal kuat, Wong mengatakan, posisi OCBC menarik dalam melakukan akuisisi karena memiliki rekam jejak yang kuat baik sisi digital banking maupun bisnis traditional banking.
"Beberapa bank berpikir bahwa kami memiliki kemampuan untuk membeli. Kami cukup kuat untuk mengakuisisi seluruh bisnis di mana itu cocok untuk kami.
Kami senang membeli portofolio yang bukan hanya setara tetapi kehadirannya melengkapi bisnis kami," kata Wong.
Baca juga: Bank Jago dan Tokopedia Siap Berikan Kemudahan untuk UMKM
OCBC NISP telah tumbuh menjadi salah satu dari 10 bank terbesar di Tanah Air, namun baru menyumbang kontribusi 7% terhadap CBC Group.
Singapura masih menjadi penyumbang hampir setengah dari laba operasional OCBC. Kontributor terbesar berikutnya berasal dari China dan Malaysia.
Sebelumnya, dua investor asang Jepang juga punya minat yang kuat untuk mencaplok saham pengendali Bank Panin (PNBN) yakni Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG).
Keduanya sudah masuk ke bisnis perbankan di Indonesia saat ini.
SMFG merupakan pengendali Bank BTPN, sedangkan MUFG merupakan pemegang saham utama Bank Danamon.
Namun, nama MUFG yang paling berhembus kencang bakal jadi investor baru Bank Panin.
Baca juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Ukraina Susut 8 Kali Lipat dari Rusia Akibat Perang
Sumber Kontan.co.id mengatakan, MUFG kini sedang melakukan due diligence terhadap Bank Panin.
"Proses due diligence kabarnya sedang berlangsung," bisiknya, Kamis (13/10).
Kabar ini semakin menguat mengingat harga saham Bank Panin konsisten bergerak naik sejak awal tahun.
Sebelumnya, juga beredar kabar bahwa Mu'min Ali Gunawan, pengendali Bank Panin saat ini, sudah pamit kepada karyawan perseroan.
Namun, Herwidayatmo Direktur Utama Bank Panin membantah kabar itu.
"Itu tidak benar," ujar Herwidayatmo pada Senin (29/9) lalu. Dia menambahkan, belum ada transaksi yang dilakukan pemegang saham Bank Panin sejauh ini.
Adapun sepanjang tahun ini sudah ada beberapa investor asing yang sudah masuk ke perbankan Indonesia.
Ada WeLab yang masuk ke Bank Jasa Jakarta, lalu Singtel dan Grab membeli saham Bank Fama Internasional, dan Kasikornbank Group sedang berproses untuk menjadi pengendali Bank Maspion. (Dina Mirayanti Hutauruk/Wahyu T.Rahmawati)