Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat menikmati liburan panjang maupun liburan pendek staycation menjelang tutup tahun ini menunjukkan tren meningkat.
Peningkatan tersebut terjadi sejak memasuki bulan Oktober ini berdasarkan temuan platform Traveloka.
"Sekarang sudah Oktober, animo masyarakat menyambut libur akhir tahun sudah meningkat," ujar Shirley Lesmana, Chief Marketing Officer Traveloka di sela paparan program Traveloka Staycation Week di Jakarta hari ini, Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca juga: Staycation dan Mengasah Kreativitas Anak di Santika Premiere Hayam Wuruk Jakarta
Shirley menjelaskan, tingginya minat staycation ini paling banyak di masyarakat pada rentang usia di bawah 30 tahun, seperti keluarga kecil atau anak-anak muda yang mengajak teman-temannya liburan bersama dengan stay beberapa waktu lamanya di hotel dan vila di dalam dan luar negeri.
"Tren staycation perkembangannya cukup cepat. Secara year on year staycation pertunbuhannya di 2022 ini naik 2 kali lipat," bebernya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik atau BPS, tren recovery indusri pariwisata Tanah Air saat ini terus membaik.
"Tingkat hunian kamar di bulan Agustus naik 47 persen. Di September, hasil survei Traveloka menunjukkan 70 persen responden kami bilang sudah merencanakan liburan," ungkap Shirley.
Tak Ada Cuti Bersama Minat Tetap Tinggi
Temuan menariknya, seperti dipaparkan Shirley, meski di penghujung akhir tahun ini tidak ada kegiatan cuti bersama atau libur bersama, hal tersebut tidak menghalangi masyarakat untuk pergi liburan.
"Mereka memanfaatkan momen libur pendek untuk ambil healing. Ini tren cukup baik buat pemulihan sektor pariwisata Indonesia," kata dia.
Baca juga: Akhir Pekan, Yuk Staycation di Hotel Santika BSD City - Serpong, Gratis Nonton di CGV Teraskota Lo
Apa yang dicari masyarakat di staycation?
Ketika merencanakan staycation dan memilih hotel, resor atau vila untuk tempat menginap, Shirleyu ini mengatakan, ada kriteria yang umumnya mereka gunakan sebagai parameter.
Yakni, Kelengkapan fasilitas, lokasi yang dekat area gunung atau pantai, dan kesempatan untuk bisa mengeksplorasi destinasi wisata di sekitar tempat mereka staycation.
"Tempat menginap yang dekat dengan destinasi wisata populer untuk kuliner dan belanja, dan punya kolam renang termasuk bath tub serta breakfast yang paling banyak dipilih," imbuhnya.
Kriteria preferensi lainnya yang digunakan para pecinta liburan saat memilih akomodasi adalah tempat penginapannya memiliki penampilan menarik.
Bandung, Jogja dan Bali Destinasi Favorit
Soal kota destinasi liburan atau staycation, Shirley menyatakan, masyarakat masih memfavoritkan Bandung, Yogyakarta dan Bali.
Baca juga: 5 Barang Wajib Dibawa Cewek saat Staycation, Ada yang Sering Banget Disepelekan
"Desember jadi bulan dengan permintaan liburan tertinggi. Bandung, Jogja dan Bali destinasi paling populer. Kehadiran Tol trans Jawa dan Tol Trans Sumatera ikut dorong naiknya permintaan liburan untuk staycation," ungkapnya.
Karena itu, dengan melihat tren positif ini, Shirley menyatakan Traveloka menggelar program Traveloka Staycation Week (TSW) yang berlangsung mulai 21 Oktober pukul 08.00 pagi sampai 3 November 2022.
Program ini memberikan penawaran diskon sampai dengan 70 persen. "Kami ingin penuhi kebutuhan pengguna kami untuk traveling dan gaya hidup dengan harga menginap dan perjalanan yang cukup terjangkau," ujarnya.
Program TSW ini melibatkan banyak mitra hingga sebanyak 6000-an, termasuk maskapai penerbangan Garuda, Sriwijaya Air dan Pelita Air yang sudah bergabung.
Pihaknya juga menyikapkan kuiz agar pengguna platform Traveloka mendapatkan harga cukup spesial. "Momen untuk cari diskon terbaik di TSW hours jam 19.00 sampai 21.00 WIB," ungkapnya.
Pihaknya juga menawarkan program diskon spesial untuk Group Buy yang melibatkan banyak peserta staycation serta live shopping dengan menghadirkan Bintang Emon dan istri serta selebritas lain untuk memandu event ini.
CEO & Rev Director Verse Hotel Gavin Gunawan menilai program TSW sangat mendukung upaya membangkitkan sektor pariwisata Tanah Air khususnya bagi pelaku industri perhotelan.
"Kondisi market sekarang sudah sangat baik terutama yang untuk perjalanan bisnis maupun jalan-jalan. Setelah pandemi lewat, setiap weekend permintaan memginap naik. Tadinya cenderung sepi, sekarang lebih ramai," ujarnya.
Baca juga: Pahami Konsep Healing Sebelum Putuskan Staycation, Simak Penjelasan Psikolog
"Program seperti TSW ini memberi dampak positif pada okupansi kami. Dengan harga kompetitif, good value, kami optimistis akan mendapat sambutan positif," imbuhnya.
Dia membandingkan, di 2020 lalu di tahun pertama pandemi, okupansi kamar hotel di jaringan Hotel Verse drop menjadi hanya 20 sampai 30 persen.
Namun, memasuki Septermber 2022 ini okupansi di jaringan hotel-hotelnya naik hingga 79 sampai 80 persen. "Permintaan menginap dari grup sangat tinggi," ujarnya.
Dia mencontohkan, tamu yang menginap di Hotel Verse Wahid Hasyim Jakarta, sepertiganya adalah wisatawan asing. Di Jakarta, Verse mengelola jaringan hotel, dua lainnya berlokasi di kawasan Jalan Gajah Mada dan di Blok M.