News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inflasi Oktober 2022 Diprediksi 0,05 Persen, BBM dan Tarif Angkutan Dalam Kota jadi Penyebab Utama

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, Oktober 2022 diprediksi terjadi inflasi 0,05 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, Oktober 2022 diprediksi terjadi inflasi 0,05 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Prediksi yang dilakukan Bank Indonesia berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan pada minggu ketiga Oktober 2022.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), angkutan dalam kota, hingga beras.

Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga 50 Bps Jadi 4,25 Persen Jaga Inflasi Inti

“Komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu bensin sebesar 0,05 persen (mtm), tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen (mtm), serta angkutan antar kota, rokok kretek filter, tahu mentah, tempe, dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm),” jelas Erwin dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).

Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Komoditas tersebut seperti cabai merah sebesar -0,10 persen (mtm), telur ayam ras sebesar -0,08 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,04 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,03 persen (mtm), serta tomat sebesar -0,01 persen (mtm).

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Baca juga: Bank Indonesia Ungkap Alasan Indonesia Tak Ikut Antre Pinjam Uang ke IMF

Hal tersebut dilakukan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini