Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China pada Rabu (26/10) memangkas kenaikan sahamnya di Hong Kong menyusul ditemukannya kasus Covid-19 di kota Wuhan.
Dilansir dari Bloomberg, Rabu (26/10/2022) indeks Hang Seng memangkas kenaikannya menjadi 0,4 persen, sedangkan indeks acuan CSI 300 juga memangkas sebagian besar kenaikan awal sebesar 2 persen.
Langkah pemangkasan tersebut membuat reli saham China terhenti karena pihak berwenang berusaha untuk meningkatkan kepercayaan investor di salah satu pasar dengan kinerja terburuk di dunia tahun ini.
Baca juga: GoTo Dikabarkan Tengah Membahas Penjualan Saham Rp 15,5 Triliun dengan Alibaba dan SoftBank
Pada Senin (24/20), Indeks Hang Seng China telah anjlok lebih dari 7 persen, terbesar sejak 2008, didorong oleh keresahan investor atas potensi dari cengkeraman pengetatan kekuasaan Presiden Xi Jinping.
Hal itu membuat para manajer keuangan internasional frustasi dan marah, ketika Xi berusaha untuk menggunakan kontrol negara yang lebih besar atas pasar dan ekonomi.
Akibat munculnya kasus Covid-19, pihak berwenang China pada Rabu (26/10) memerintahkan sekitar 900.000 penduduk di distrik Hanyang untuk tinggal di rumah.
Sementara itu, China yang telah menetapkan kebijakan zero Covid sejak kemunculan pertama kali virus tersebut membuat para investor tertekan.
Pasalnya, penguncian wilayah akan semakin memperburuk sentimen di pasar setelah kongres partai bulan ini membuat investor kecewa karena kurangnya kebijakan yang mendukung dan tidak adanya rencana konkret untuk memacu perekonomian.