Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Semen Indonesia (SIG) mencatatkan laba bersih Rp1,65 triliun pada kuartal III 2022 atau naik 18,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,38 triliun.
Sedangkan pendapatan perseroan sebesar Rp25,28 triliun, beban pokok pendapatan Rp17,94 triliun dan EBITDA senilai Rp5,73 triliun.
Sementara laba per saham perusahaan berkode emiten SMGR mengalami kenaikan menjadi Rp278 dari sebelumnya Rp234.
Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mahreyni mengatakan, pada 9 bulan 2022 perseroan secara konsisten mencatatkan peningkatan kinerja keuangan di tengah tantangan persaingan industri yang tinggi, serta kenaikan harga bahan bakar dan energi.
"Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun, dan marjin laba bersih meningkat 1,0 persen menjadi 6,5 persen dibandingkan tahun lalu," kata Vita dalam keterangannya, Rabu (2/10/2022).
Vita mengatakan, di tengah berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi, SIG konsisten berfokus pada strategi pengelolaan topline melalui pendekatan multibrand untuk mengoptimalkan marjin profitabilitas dengan pangsa pasar yang dominan.
Baca juga: Semester I 2022, Semen Indonesia Kantongi Laba Bersih Rp 829 Miliar
"Secara berkelanjutan melakukan pengendalian biaya untuk mencapai operational excellence melalui optimalisasi produksi dan jaringan distribusi, serta penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan untuk mencapai target dekarbonisasi melalui penurunan clinker factor dan peningkatan thermal substitution rate (TSR)," papar Vita.
Baca juga: Pabrik Semen di Tuban Terapkan Metode Zero Run Off Jaga Keberlangsungan Lingkungan
Selain itu, perseroan turut menjalankan operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing perusahaan.
Hingga September 2022, SIG berhasil menekan emisi karbon hingga 591 kg CO2/ton semen atau turun sebesar 2,1 persen (setara 13 kg CO2/ton semen) yang dikontribusikan dari penurunan clinker factor sebesar 1 persen menjadi 69,1 persen, dan peningkatan Thermal Substitution Rate (TSR) sebesar 1.6 persen menjadi 7,1 persen.