Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan kemungkinan akan melonggarkan kebijakan moneter di masa-masa mendatang.
The Fed kembali menaikkan suku bunga tiga poin persentase pada Rabu (2/11/2022).
Meski The Fed mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan di waktu mendatang, namun Bank Sentral AS mengatakan pertempurannya melawan inflasi akan membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pernyataan dua sisi The Fed membuka kemungkinan bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga dengan peningkatan yang lebih kecil di masa depan, mengakhiri kenaikan tiga poin presentase dengan mendukung kenaikan setengah poin persentase pada Desember.
Baca juga: The Fed Kerek Suku Bunga Acuan Sebesar 75 Basis Poin ke Level 4 Persen, Tertinggi Sejak 2008
Namun muncul kemungkinan lain bahwa pembuat kebijakan moneter dapat terus mendorong suku bunga lebih tinggi jika inflasi tidak segera melambat.
Dalam konferensi pers setelah pengumuman pertemuan kebijakan terbaru bank sentral, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, bahkan jika pembuat kebijakan mengurangi kenaikan di masa depan, pihaknya masih ragu-ragu mengenai seberapa tinggi tarif yang perlu dinaikkan untuk mengekang inflasi, dan bertekad untuk berada "di jalur sampai pekerjaan selesai".
Terlepas dari seberapa cepat The Fed bergerak, "ada beberapa alasan untuk menutupi target suku bunga" agar mencapai tingkat "cukup membatasi" yang akan memperlambat inflasi, kata Powell.
"Pertanyaan tentang kapan harus memoderasi laju kenaikan jauh lebih penting daripada pertanyaan tentang seberapa tinggi ... dan berapa lama untuk menjaga kebijakan moneter membatasi," ujar Powell, yang dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan, "sangat prematur" untuk membahas kapan Fed akan menghentikan kenaikannya.
Indeks saham utama AS melonjak setelah rilis pernyataan The Fed, yang berjanji untuk mempertimbangkann risiko ekonomi dengan lebih jelas dalam memutuskan ukuran kenaikan suku bunga lebih lanjut. Namun indeks saham menuju ke zona negatif ketika Powell tampil di konferensi pers.
Indeks S&P 500 turun 2,5 persen dan indeks Nasdaq Composite jatuh lebih dari 3 persen.
Imbal hasil obligasi Treasury AS, yang turun tajam setelah pernyataan The Fed dirilis, berbalik lebih tinggi. Imbal hasil 2 tahun naik 6 basis poin menjadi sekitar 4,61 persen.
Menjelang konferensi pers Powell, mantan staf The Fed yang sekarang menjadi kepala ekonom di Bank Policy Institute, Bill Nelson mengatakan bahwa pernyataan kebijakan The Fed tampaknya membuat bank sentral bersiap untuk kenaikan lebih banyak sebelum siklus pengetatannya selesai.
Dokumen itu "menyiratkan bahwa (The Fed) mungkin bertujuan untuk tingkat jangka menengah yang lebih tinggi untuk suku bunga dana federal daripada yang diharapkan saat ini," kata Nelson.
Investor berharap sinyal The Fed menjadi pertanda bahwa bank sentral akan mengurangi laju pengetatan setelah menaikkan suku bunga mendekati nol pada Maret ke level yang sekarang berkisar 3,75 persen - 4,00 persen, yang menjadi pengetatan moneter tercepat sejak awal 1980-an.
Laju kenaikan suku bunga telah memicu kecemasan global, bahwa The Fed dapat menyeret ekonomi dunia menuju kesuraman, dengan penguatan dolar AS dan menekan pasar keuangan dari Inggris ke Jepang.
Baca juga: The Fed Kerek Suku Bunga Sebesar 75 Basis Poin, Analis: Berikan Tekanan ke IHSG dan Pasar Obligasi
Pernyataan The Fed secara luas mengakui perlunya menilai dampak dari kebijakan yang telah dibuat sejauh ini dalam mengkalibrasi setiap keputusan di masa depan.
"Peningkatan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai. Tapi dalam menentukan laju kenaikan di masa depan dalam kisaran target, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan yang mempengaruhi kebijakan moneter kegiatan ekonomi dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan," kata Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan kebijakan bank sentral pada pertemuan 1-2 November.
Sementara Powell mengungkapkan, waktu untuk menilai kembali laju kenaikan "akan tiba", dan kemungkinan datang "segera setelah pertemuan berikutnya atau setelah ini, belum ada keputusan yang dibuat."