Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Lonjakan tarif pengiriman sejak awal pandemi Covid-19 telah menjadi keuntungan besar bagi perusahaan logistik Maersk.
Namun raksasa logistik kontainer asal Denmark itu memperingatkan bisnisnya akan menghadapi masa-masa yang lebih sulit.
Maersk mengatakan pada Rabu (2/11/2022), resesi global diperkirakan akan mengurangi permintaan kontainer antara 2 persen hingga 4 persen di tahun ini. Perusahaan ini mengatakan akan ada 'banyak awan gelap di cakrawala', yang berarti bisnis pengirimannya akan memiliki masa-masa sulit.
Baca juga: Perusahaan Pelayaran Maersk dan Hapag Lloyd Hentikan Kiriman Barang ke Pelabuhan Rusia
Melansir dari CNN, saham Maersk, yang dianggap sebagai barometer kesehatan ekonomi karena eksposur perusahaan terhadap pergerakan barang di seluruh dunia, turun hampir 6 persen.
Saham perusahaan ini turun hampir 5 persen sepanjang tahun ini.
Sementara perusahaan ini mencatat rekor laba di kuartal ketiga, karena tarif pengiriman yang jauh lebih tinggi.
Namun tarif pengiriman mulai turun menjelang akhir kuartal ketiga, karena melemahnya permintaan pelanggan, ditambah dengan pasar yang mulai normal dengan lebih sedikit gangguan rantai pasokan.
Selain itu, volume angkutan laut saat ini mengalami penurunan. CEO Maersk, Søren Skou mengatakan penurunan ini merupakan tanda konsumen tidak menghabiskan uang sebanyak yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir, dan mengkin merupakan tanda bahwa banyak pelanggan memiliki terlalu banyak persediaan.
Konsumsi secara umum, tambahnya, dibebani oleh sentimen yang sangat-sangat negatif.
"Saya bukan ahli ekonomi makro, tapi saya akan terkejut jika Eropa tidak dalam resesi sekarang," kata Skou.
Baca juga: Kapal Petikemas Terbesar Sandar di Tanjung Priok, Menhub Terus Dorong Upaya Efisiensi Biaya Logistik
Dia melanjutkan, kemungkinan Amerika Serikat akan mengikuti Eropa jatuh ke dalam resesi sekitar tahun depan.
Permintaan untuk barang-barang yang lebih besar seperti televisi dan sofa juga turun, setelah konsumen melakukan pembelian besar-besaran selama pandemi Covid-19.
Sekarang, konsumen terlihat tidak perlu membeli barang-barang untuk beberapa waktu ke depan.
“Begitu Anda membelinya, Anda mungkin tidak akan memiliki permintaan itu lagi selama beberapa tahun lagi,” tambah Skou.
Maersk menjadi operator kapal peti kemas dan kapal pemasok terbesar di dunia sejak 1996. Perusahaan ini berkantor pusat di Copenhagen, Denmark, dengan anak usaha dan kantor cabangnya tersebar di 130 negara.
Baca juga: KPK Dorong Efisiensi Biaya Logistik di Pelabuhan Seluruh Indonesia
Tercatat pada 2018, raksasa logistik ini mempekerjakan sekitar 80.220 karyawan. Pada 2016, Maersk Group mengumumkan membagi semua bisnsinya ke dalam dua divisi, yaitu Transportasi & Logistik, serta Energi.