Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Berkurangnya pasokan bahan bakar minyak jenis diesel atau solar di Amerika, belakangan telah memicu hadirnya krisis energi hingga stok solar AS menyusut ke rekor terendah sejak 2008 silam.
Bahkan krisis diesel yang menghantam AS membuat presiden AS Joe Biden menyalakan sirine darurat stok untuk BBM solar di sepanjang Pantai Timur AS.
Sinyal ini diberikan setelah Administrasi Informasi Energi AS merilis laporan stok minyak pada 14 Oktober lalu, dalam laporan tersebut disebutkan bahwa jumlah cadangan diesel di negara ini hanya tersisa untuk 25 hari kedepan.
Baca juga: Dorong Energi Baru Terbarukan, Kalla Group Siap Bangun PLTA Baru
Mengutip dari Fox Business ancaman krisis mulai dihadapi Amerika sejak negara paman Sam ini dilanda pandemi COVID-19, pembatasan wilayah yang diterapkan pemerintah Amerika pada saat itu menyebabkan terhentinya operasi beberapa kilang minyak hingga memicu terjadinya perlambatan proses penyulingan
Kondisi ini kian diperparah setelah sungai missisipi yang menjadi jalur pengiriman kapal kilang minyak mengalami kekeringan, alasan tersebut yang membuat stok diesel di Negeri Paman Sam menyusut hingga memicu kepanikan bagi jutaan warga di wilayah Timur Laut Amerika termasuk New York dan New England, lantaran masyarakat di wilayah ini lebih bergantung pada solar ketimbang energi lainnya.
Munculnya ancaman krisis bahkan membuat harga produk solar melonjak pesat selama 2022, dimana harga diesel untuk pengiriman di November meningkat sebesar 38 persen.
Adapun harga rata-rata nasional untuk solar di bulan ini adalah 5,31 dolar AS per galon, angka tersebut naik 9 persen dari biaya solar di bulan lalu dan melonjak sekitar 50 persen dari satu tahun lalu.
"Diperkirakan akan naik 15 sampai 20 sen dalam beberapa minggu ke depan," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates, LLC.
Lebih lanjut, badai perfect storm atau krisis BBM jenis diesel belakangan ini juga turut menyerang kawasan di zona Euro. Uni Eropa dilaporkan tengah mengalami krisis terberat setelah cadangan solar turun selama berbulan-bulan, akibat adanya pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) termasuk diesel dari Rusia.
Baca juga: Eropa Krisis Energi, Inggris akan Bangun Pembangkit Listrik di Luar Angkasa
Apabila kondisi ini terus terjadi selama beberapa bulan kedepan, maka tak hanya Amerika dan Eropa saja yang akan menghadapi krisis, namun pasokan pasar global juga akan menyusut dan membuat negara – negara importir kehabisan cadangan minyak diesel.