Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil studi terbaru yang dimuat dalam laporan Open Finance 2022 menemukan, industri platform Insurtech dan financial technology (fintech) saat ini menghadapi tantangan dalam mendapatkan data yang lebih komprehensif pada bisnis mereka.
Sementara data yang lebih lengkap membantu perusahaan asuransi daalam membuat risk profiling dan menyesuaikan harga premi.
"Di industri P2P Lending, adanya data yang lebih banyak memungkinkan perusahaan finansial untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan terpersonalisasi," kata Gavin Tan, Co-founder dan CEO Brick dalam keterangannya, Rabu (9/11/2022).
Brick merupakan platform pembayaran dan Open Data Indonesia. Dalam penelitian itu berkolaborasi dengan DSInnovate, lembaga penelitian dan konsultan inovasi.
Gavin mengatakan, lebih dari 10 industri finansial dan 100 responden seluruh Indonesia telah berpartisipasi terhadap penelitian Open Finance tersebut.
"Ulasan ini bertujuan mengedukasi dan meningkatkan kesadaran para pemain industri keuangan tentang konsep dan solusi Open Finance, hingga mendorong pengadopsiannya di ekosistem industri Fintech di Indonesia," katanya.
Diproduksi sejak Juli sampai Oktober 2022, whitepaper tersebut telah melibatkan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menggali data ke berbagai narasumber, seperti pengguna akhir, pemain fintech, dan regulator di Indonesia.
Baca juga: Bisnis Asuransi Jiwa Diramal Booming Tahun Depan
Brick dan DSInnovate juga menghadirkan narasumber dari sejumlah pelaku industri di Indonesia.
Dengan terkumpulnya wawasan baru pada Open Finance Report 2022, Brick berkomitmen untuk terus mengembangkan kapabilitasnya dalam mendorong inklusi finansial di Indonesia.
Bahkan berkat komitmen dan setelah adanya peluncuran laporan tersebut, Brick juga telah diakui sebagai pemenang kompetisi 2022 Inclusive Fintech 50 (IF50).
Baca juga: Sektor Pariwisata Rebound, Amannyaman Pasarkan Asuransi Perjalanan untuk Traveler
Bersama dengan 257 peserta dari 79 negara, Brick berhasil masuk ke dalam daftar 50 fintech teratas yang memanfaatkan data dan infrastruktur digital untuk membuat produk menjadi lebih inklusif bagi perusahaan keuangan dan berdampak bagi komunitas miskin dan kurang terlayani.
"Brick juga telah melayani pengguna dengan lebih baik melalui personalisasi layanan keuangan dan pembayaran real-time, mendorong inklusi dan literasi keuangan agar tercapai sepenuhnya di Indonesia hingga menghasilkan pengakuan IF50 tersebut," kata Gavin Tan.
Gavin menyatakan, inklusi finansial merupakan aspek terbesar yang dapat kami dukung dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui solusi layanan pembayaran B2B untuk bisnis enterprise dan UMKM.
"Kami hadir untuk membangun solusi dan menjembatani tujuan tersebut serta mendukung institusi finansial dalam menjangkau masyarakat miskin dan yang kurang terlayani," katanya.