Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Digelar dengan tema Recover Together, Recover Stronger atau dapat diartikan pulih bersama, KTT G20 yang dilaksanakan di Bali pada Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022) menjadi ajang penting para pemimpin negara-negara Kelompok 20 (G20).
Tak hanya membahas isu-isu kemanusiaan seperti kerawanan pangan, masalah iklim dan perekonomian global, dalam KTT G20 Bali yang diikuti sejumlah delegasi dari berbagai negara di penjuru dunia ini juga turut mengulas beberapa isu lainnya yang tengah menjadi keresahan masyarakat global.
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Minta Perang Harus Diakhiri di KTT G20 Bali
Berikut reporter Tribunnews.com merangkum deretan isu yang sedang hangat jadi perbincangan di hari pertama KTT G20 Nusa Dua Bali, yang dikutip dari Reuters.
1. Pemulihan Hubungan China dan Amerika
Menegangnya hubungan geopolitik antara China dan Amerika selama beberapa bulan terakhir, akibat kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan. Belakangan telah memicu munculnya situasi panas di kawasan Asia.
Namun usai Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menggelar pembicaraan di sela-sela konferensi G20 Bali pada Senin (14/11/2022), hubungan kedua negara ini perlahan mulai mendingin.
Selain merencanakan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing, dalam pembicaraan yang digelar selama tiga jam itu Biden mengaku bahwa pihaknya mulai menyamakan pandangan dan pendapat di berbagai isu dengan Presiden Xi, salah satunya seperti kebijakan China dengan Taiwan.
Lebih lanjut Biden juga menjelaskan bahwa pertemuanku kali ini digelar untuk meluruskannya segala perbedaan yang selama ini menjadi pengganjal di hubungan AS dan China.
Biden bahkan meminta Xi untuk mencoba membujuk Korea Utara agar tidak melanjutkan uji coba nuklir, demi menjaga keamanan kawasan Asia.
Baca juga: PM Australia Bertemu Xi Jinping Hari Ini di KTT G20 Bali, Ingin Stabilkan Hubungan dengan China
2. Ketegangan Rusia dan Ukraina
Invasi antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung mereda, membuat Dewan Eropa untuk mengangkat permasalahan kedua negara ini dalam konferensi KTT G20 di Bali.
Meski tanda-tanda perdamaian antara Rusia dan Ukraina belum kunjung terlihat, namun hal tersebut tak menyurutkan niat Dewan Eropa untuk menghentikan aksi invasi di Ukraina.
Bahkan untuk mensukseskan rencana ini para Dewan Eropa mulai meminta sejumlah mitra Rusia seperti China untuk menekan Putin agar presiden Rusia ini mau menghentikan perang di Ukraina.
Langkah tersebut diambil agar krisis pangan yang terjadi di pasar global bisa segera memulih.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina di KTT G20: Formula Zelensky untuk Perdamaian, Jokowi Minta G20 Akhiri Perang
Sayangnya Presiden Rusia Vladimir Putin tak bisa menghadiri konferensi yang digelar pada Selasa hingga Rabu besok, sebagai gantinya Rusia mengirimkan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov untuk menghadiri KTT G20 Bali.
3. Pertemuan China dengan Jepang
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida diperkirakan akan bertemu dengan pemimpin China pada Kamis (17/11/2022) di sela-sela KTT APEC di Thailand, yang akan diadakan setelah pertemuan G20.
Pertemuan kedua negara ini dimaksudkan untuk membahas perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Meski serangan rudal yang dilontarkan Beijing ditujukan untuk menggertak Taiwan, namun sayangnya serangan ini memicu ketegangan bagi Jepang, alasan tersebut yang membuat kedua negara Asia ini memanas beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina di KTT G20: Formula Zelensky untuk Perdamaian, Jokowi Minta G20 Akhiri Perang
4. PM Kamboja Positif Covid
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dilaporkan telah membatalkan pertemuannya di KTT G20 Bali, pembatalan tersebut dilakukan setelah Sen dinyatakan positif Covid-19, Selasa (15/11/2022).
Sen menjelaskan bahwa pihaknya dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala tepat setelah tiba di Bali pada Senin (14/11/2022) malam.
Baca juga: Batal Hadiri KTT G20 Usai Positif Covid-19, PM Kamboja: Saya Tidak Yakin Kapan Virus ini Datang
Meski gagal menghadiri acara tatap muka di forum ekonomi dan pembangunan tersebut, namun Hun Sen menegaskan bahwa pihaknya akan tetap ikut berpartisipasi dalam pertemuan virtual KTT G20.