Serta Energy Transition Mechanism, khususnya untuk Indonesia, memperoleh komitmen dari just energy transition partnership (JETP) sebesar USD 20 miliar.
Jokowi menambahkan, atas komitmen bersama dari pimpinan G20 ini, setidaknya ada 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030.
Komitmen untuk mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen di tahun 20240 secara sukarela pun turut disepakati dan dilanjutkan oleh negara-negara anggota G20.
“Komitmen bersama setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Ini sangat bagus. Dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela,” pungkasnya.
Baca juga: Menteri Keuangan AS Bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China di KTT G20, Ini yang Dibahas
KTT G20 Tegaskan Posisi Indonesia Sebagai Negara Non Blok
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Puncak Presidensi Indonesia di G20 terjadi pada dua hari yakni Selasa dan Rabu,15 - 16 November 2022 melalui penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua Bali.
Indonesia berhasil mengundang pemimpin negara-negara utama G20 seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping dan mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas geopolitik hingga kerjasama di sektor lain.
Di KTT G20, AS dan China sepakat saling menghormati satu sama lain meskipun kedua negara bersaing.
Sejumlah pimpinan negara lain juga hadir berpartisipasi serta sejumlah tamu undangan di luar negara anggota G20.
Baca juga: Guru Besar Unhas soal Jokowi Ajak Anggota G20 Akhiri Perang: Konsisten Dorong Perdamaian Dunia
Presiden Joko Widodo di depan peserta menyampaikan pesan perdamaian supaya dunia dapat bersatu mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman krisis global.
Terlebih di tahun 2023 ancaman krisis energi diprediksi bakal melanda dan berdampak pada negara-negara berkembang.
“Indonesia telah berhasil menegaskan posisinya sebagai negara non blok pada forum G20 ini,” kata Ngasiman Djoyonegoro, pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan. Pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan dan mengolah forum G20 menjadi forum yang strategis bagi Indonesia.
Dia menyampaikan, ada lingkungan strategis yang melatari KTT G20 ini yang berpotensi mengganggu keberhasilan Indonesia dalam Presidensi G20.
Selain perang Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung, belakangan ini ketegangan antara AS dan China meningkat terkait masalah Taiwan.
Baca juga: Presiden Jokowi Disebut Cerminkan Sikap Indonesia yang Cinta Damai Serukan Stop Perang di KTT G20