News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inflasi November 2022 Diprediksi 0,13 Persen, Komoditas Telur Ayam hingga Tomat Jadi Penyebab Utama

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peternak memanen telur ayam di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, pada November 2022 diprediksi terjadi inflasi 0,13 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, pada November 2022 diprediksi terjadi inflasi 0,13 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Prediksi yang dilakukan BI berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan pada minggu ketiga November 2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh telur ayam, tomat, hingga beras.

Baca juga: Inflasi Bikin Sarapan Jadi Mahal bagi Orang Inggris

“Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu telur ayam ras, tomat, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm)," jelas Erwin dalam keterangannya dikutip, Sabtu (19/11/2022).

"Kemudian untuk daging ayam ras, tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, minyak goreng, air kemasan, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)," sambungnya.

Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Komoditas tersebut seperti cabai merah -0,09 persen (mtm), cabai rawit -0,03 persen (mtm), bawang putih -0,01 persen (mtm).

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Hal tersebut dilakukan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini