Hanya saja dari total investasi yang ada, lanjut dia, porsinya lebih banyak dari sektor jasa. Sementara realisasi investasi dibidang industri pengolahan atau padat karya hanya mampu menyerap investasi sebesar Rp365,2 triliun dari total realisasi investasi.
"Justru tenaga kerja yang terserap tidak tinggi karena kebanyakan investasi bergerak di sektor jasa. Tentu potret ini mencerminkan bahwa investasi yang masuk kurang begitu berdampak signifikan," tuturnya.
Baca juga: Menteri Bahlil Lahadalia Ungkap Pertumbuan Ekonomi Indonesia Ditopang Lewat Investasi
Meski realisasi investasi sejak awal tahun hingga kuartal III-2022 mencapai Rp892,4 triliun atau setara 74,4% dari target Rp1.200 triliun atau tumbuh sebesar 35,3% yoy.
"Namun dari realisasi itu, sektor padat karya hanya tumbuh 40,9%. Sementara sektor jasa meski realisasi investasinya tinggi, kontribusi terhadap sektor ketenagakerjaan sangat minim bahkan yang ada banyak terjadi PHK. Mestinya pemerintah juga menggenjot investasi untuk sektor padat karya karena efek dominonya cukup bagus terutama terhadap serapan tenaga kerja," ucapnya.
Pada penghujung pemaparannya, Darmadi juga mengapresiasi gagasan-gagasan original tentang investasi yang tertuang dalam buku karya Prof Santiago.
"Buku tersebut sangat bagus (untuk dijadikan referensi) dan cocok buat investor yang ingin investasi di Indonesia," ujarnya
Diketahui, acara bedah buku karya Prof. Dr. H. Faisal Santiago, berjudul “Hukum Investasi Dalam Amplifikasi Ekonomi Indonesia” dihadiri sejumlah tokoh mulai dari Anggota DPR RI, Ahmad Sahroni, Dirjen Imigrasi Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Ronny Franky Sompie, Prof Heru Subiantoro, Dr Darmadi Durianto, dan Prof. Ir Bambang Bernanthos selaku Rektor Universitas Borobudur.