Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk akan melakukan right issue. Perbankan berkode saham AGRO ini menawarkan sebanyak-banyaknya 2,3 miliar lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 setiap saham atau sebesar 9,26 persen dari jumlah saham.
Direktur Keuangan Bank Raya Akhmad Fazri mengatakan, pihaknya telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 November 2022 untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
"AGRO menawarkan sebanyak-banyaknya 2,3 miliar lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 setiap saham atau sebesar 9,26 persen dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pelaksanaan PMHMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu), yang ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp500," ucap Fazri, (3/12/2022).
Baca juga: Bank Raya Segera Tambah Modal untuk Realisasikan Modal Inti Rp 3 Triliun di 2022
Ia melanjutkan, adapun tanggal akhir perdagangan Cum Date adalah tanggal 8 Desember, dan periode perdagangan adalah tanggal 14-20 Desember 2022.
HMETD akan didistribusikan kepada para Pemegang Saham Perseroan yang tercatat pada tanggal 13 Desember 2022 dimana 11,3 miliar saham lama Perseroan akan memperoleh 1,16 miliar HMETD.
Setiap 1 HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 saham dengan membayar harga pelaksanaan sebesar Rp500 per saham.
Dengan asumsi seluruh HMETD dilaksanakan untuk membeli saham, maka Perseroan akan memperoleh dana sebesar Rp1,16 triliun.
Pemegang saham utama Perseroan yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan melaksanakan seluruh haknya dalam PMHMETD ini.
Saham yang akan diterbitkan dalam rangka pelaksanaan PMHMETD ini merupakan saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
Saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham lain Perseroan yang telah disetor penuh.
Penambahan modal ini akan digunakan untuk penguatan permodalan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy.
Segmen Gig Economy menargetkan nasabah gig worker, yaitu pekerja informal seperti banking agent, pekerja lepasan, pekerja paruh waktu, dan lain sebagainya.
Selain itu, Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum paling sedikit Rp3 triliun berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum (“POJK No. 12/2020”).
"Aksi korporasi ini diharapkan semakin mengukuhkan aspirasi kami untuk menjadi digital attacker BRI Group bagi fintech dan gig economy di Indonesia, dengan terus mengembangkan produk, fitur, dan layanan bank digital," papar Fazri.
Sebagai informasi, kinerja Bank Raya juga terus menunjukkan pencapaian yang positif.
Terlihat pada kuartal ketiga tahun 2022, Bank Raya mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp32 miliar atau kenaikan laba sebesar 101,8 perse secara year onyear.
Penyaluran kredit digital Bank Raya juga menunjukkan pertumbuhan yaitu sebesar 147 persen (yoy) yaitu sebesar Rp649 miliar pada kuartal III-2022, pertumbuhan ini sejalan dengan simpanan digital yang berhasil dibukukan sebesar Rp437 Miliar pada kuartal III-2022.
“Right issue kali ini akan semakin memacu semangat kami untuk fokus pada pertumbuhan bisnis digital dengan tetap memperhatikan kualitas kredit, serta perbaikan kinerja hingga akhir tahun 2022," pungkas Fazri.