Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut stok beras Bulog telah dilepas kurang lebih 970 ribu ton jelang natal tahun baru (nataru).
Stok tersebut merupakan keseluruhan yang dilepas menjelang dua perayaan besar akhir tahun ini.
"Nanti setiap bulan ini (akan dilepas). Kemarin sudah 160 ribu. Sebelumnya 150 ribu ton, yang ini kemungkinan bisa 200 ribu ton," kata Arief ketika ditemui di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2022).
Baca juga: Beda Data Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional dan Bulog Jadi Alasan Rencana Impor Beras
Ia berujar hingga bulan Januari, masih membutuhkan sekitar tiga bulan stok.
"Berikutnya untuk Desember dan Januari, kita masih peru sekitar tiga bulan ya stok untuk stabilisasi sampai dengan panen raya," ujar Arief.
970 ribu ton beras itu disebut bisa menekan harga hingga seperti sekarang.
Sebagai informasi, dikutip dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga beras per 2 Desember 2022 adalah Rp 12.900 per kilogram.
Sedangkan harga beras medium adalah Rp 11 ribu.
"Kalau hari ini sudah ada intervensi Bulog. Kebayang ya kalau enggak ada intervensi Bulog. Hari ini Bulog sudah melalukan intervensi di 514 kabupaten kota," kata Arief.
Sebelumnya, beras menjadi perbincangan hangat dalam beberapa pekan terakhir.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan cadangan beras di gudangnya saat ini di bawah standar kecukupan, yakni hanya sekitar 594.856 ton per 22 November 2022.
Dari total tersebut, terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 426.573 ton, dan cadangan beras komersil sebanyak 168.283.
Padahal, Bulog ditugaskan dapat memenuhi target cadangan beras di atas 1 juta ton hingga akhir tahun, khususnya stok CBP.
Baca juga: Badan Pangan Sebut Masyarakat Tak Perlu Panik Stok Beras Aman
Menurut pria yang akrab disapa Buwas ini, terdapat sederet permasalahan yang membuat stok beras di gudang Bulog tak sesuai target.
Stok CBP menipis karena penyerapan beras di tingkat produsen menurun, sejalan dengan pasokan yang terbatas dan harga jual yang tinggi.
Guna menanggulangi hal itu, Bulog berencana melakukan impor beras agar dapat memenuhi pasokan beras dalam negeri di tahun 2022.
Baca juga: NFA Bakal Gelar Operasi Pasar Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Nataru
Buwas menegaskan rencana impor beras adalah penugasan dari negara.
Dia justru tak menghendaki rencana tersebut jika pasokan beras sudah dalam kondisi aman.
"Ini hasil keputusan rakortas, yang dapat tugas ini Bulog. Dan hari ini yang kita lakukan perintah negara, bukan maunya Bulog," katanya.
Dikatakan Buwas, rencana impor beras perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan.
Sebab, impor beras bakal terealisasi jika produksi beras dalam negeri kurang dari target yang sudah ditentukan.