"AirNav Indonesia terbuka pada kemungkinan perpanjangan operating hours bandara maupun penambahan (extra flight) penerbangan selama periode Nataru ini," kata Polana.
Baca juga: KAI: Tiket Tujuan Yogyakarta dan Semarang Paling Banyak Dipesan Masyarakat Saat Periode Nataru
Ia memastikan pengecekan terhadap fasilitas dan peralatan navigasi penerbangan dilakukan secara berkala.
Pengawasan flight plan dan fleksibilitas slot penerbangan dapat diakses melalui aplikasi berbasis daring, yaitu web flight plan dan aplikasi CHRONOS.
Publikasi informasi aeronautika berupa notice to airmen (NOTAM) dan ASHTAM (gunung berapi) juga telah disiagakan bila ada kondisi darurat.
“Begitu juga kepada petugas posko monitoring dan petugas operasional, harus selalu menerapkan protokol kesehatan selama bertugas dengan tetap memperhatikan peraturan keselamatan penerbangan yang berlaku” ujar Polana.
Selain memastikan kesiapan personel dan peralatan, Polana menegaskan telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap potensi gangguan keselamatan perbangan yang muncul selama angkutan Nataru.
“Contingency plan untuk seluruh potensi gangguan keselamatan yang mungkin muncul mulai dari keadaan cuaca buruk, erupsi gunung berapi maupun gangguan keselamatan lainnya” kata Polana.
Polana turut menyatakan kesiapannya berkoordinasi dan bersinergi bersama seluruh stakeholder terkait.
Pihaknya siap berkolaborasi dan bersinergi bersama seluruh stakeholder penerbangan.
"Baik itu Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandara, Operator Bandara, Maskapai Penerbangan, dan pihak lainnya, agar menjaga kelancaran angkutan Nataru 2023 agar dapat berjalan selamat, aman dan efisien,” ujarnya.